Isolasi Kapang Endofit Tumbuhan Pesisir Terong Pungo (Solanum sp.) dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Patogen Mulut.
View/ Open
Date
2015Author
Ukhty, Nabila
Tarman, Kustiariyah
Setyaningsih, Iriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Infeksi gusi dan karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di negara-negara berkembang dan menjadi beban besar bagi pelayanan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Kedua penyakit ini terjadi akibat adanya aktivitas bakteri mulut. Banyak bahan kimia yang telah tersedia secara komersial sebagai antimikroba oral dan usus. Beberapa bahan tersebut diketahui dapat memberikan efek samping dan resistensi kuman terhadap antibiotik, hal ini menjadi permasalahan dalam pengobatan kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian senyawa aktif baru yang lebih efektif tanpa efek samping yang dapat diformulasikan ke dalam produk kesehatan mulut dan gigi.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh isolat kapang endofit dari daun terong pungo (Solanum sp.), menentukan aktivitas antibakteri terbaik dari ekstrak kapang endofit terhadap pertumbuhan bakteri mulut (Streptococcus mutans, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus), dan menentukan fraksi aktif terbaik yang bertindak sebagai agen antibakteri. Telah berhasil diisolasi 16 isolat kapang endofit dari daun terong pungo (Solanum sp.). Isolat TP6 dan TPL2 menjadi isolat terpilih dari uji antagonisme. Ekstrak kasar etil asetat kapang TP6 dengan rendemen 0,032%, pada konsentrasi 2 mg/well menghasilkan zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa dengan diameter berturut-turut 20 mm, 21 mm, dan 23 mm. Ekstrak kasar etil asetat kapang TPL2 dengan rendemen 0,022% memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak 2 mg, dengan diameter zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa berturut-turut 4 mm, 6 mm, dan 6 mm. Senyawa fitokimia yang terkandung dalam ekstrak TP6 meliputi alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, dan terpenoid. Fraksinasi senyawa aktif ekstrak kapang TP6 menggunakan empat jenis rasio eluen sebagai fase gerak, yaitu (A) n-heksana:etil asetat (7:3), (B) kloroform:n-heksana (4:1), (C) diklorometana:kloroform (2:3), dan (D) diklorometana:etil asetat:n-heksana (2:3:1). Eluen terbaik untuk fraksinasi adalah eluen D, dengan fraksi aktif sebagai senyawa antibakteri terdapat pada nilai Rf 0,31, 0,47, dan 0,50 yang diperoleh melalui uji bioautografi. Isolasi fraksi aktif dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) menghasilkan dua spot, yaitu dengan nilai Rf 0,27
pada 366 nm nm, nilai Rf 0,41 pada 254 nm , dan dengan penyemprotan pereaksi
warna anisaldehid anisaldehid-asam sulfat terdeteksi warna ungu dengan nilai Rf 0,41 . Fraksi aktif yang bertindak sebagai agen antibakteri diduga adalah senyawa golongan terpenoid, berdasarkan hasil penyemprotan dengan pereaksi warna anisaldehid-asam sulfat.
Collections
- MT - Fisheries [3026]