Aplikasi sistem informasi geografis (SIG) dalam pengembangan hutan kota di Kota Bandung
View/ Open
Date
2016Author
Narulita, Sari
Zain, Alinda Fitriany Malik
Prasetyo, Lilik Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Bandung sebagai ibukota Jawa Barat merupakan salah satu kota
metropolitan yang menghadapi masalah kepadatan penduduk. Hal ini
menyebabkan meningkatnya jumlah konversi lahan dan penurunan ruang terbuka
hijau di Bandung. Penelitian ini mengkaji kebijakan hutan kota, distribusi spasial
hutan kota, serta metode merancang penentuan lokasi prioritas hutan kota dalam
pengembangan hutan kota di Kota Bandung menggunakan GIS. Kebijakan
kehutanan di Kota Bandung hutan kota terkait terdiri dari Kota Bandung Peraturan
No.25 / 2009 dan Rencana Tata Ruang Kota Bandung. Berdasarkan analisis dari
Landsat 8, luas hutan kota secara factual di wilayah Bandung dari 338,94 hektar
(area kurang dari 10% dari Bandung), sehingga perlu diketahui lokasi yang sesuai
untuk dikembangkan menjadi hutan kota. Metode ini merupakan overlay dari
beberapa parameter: ketinggian, kemiringan, tutupan lahan, iklim, kepadatan
penduduk, dan jarak dari protokol. Faktor-faktor yang menjadi parameter dalam
menentukan prioritas lokasi hutan kota dianalisis menggunakan AHP (Analytical
Hierarchy Process). Kecamatan yang perlu dikembangkan menjadi hutan kota
(prioritas 1) di Bandung yaitu Mandalajati, Cibiru, dan Ujung Berung. Bandung as the capital city of West Java has been facing with massive
land conversion leading to reduced of green open space, which in fact affect to the
quality of environment. This study will examine current urban forest policy-
Bandung City Regulation No. 25/2009 and Spatial Plan of Bandung City, spatial
distribution of urban forest, and also to develop method to prioritize location for
urban forest design in Bandung using GIS. Method used in this study was overlay
of several parameters; altitude, slope, land cover, climate, population density, and
the distance of the protocol road. Parameters measured were analyzed using AHP.
Based on Landsat 8 analysis, the factual urban forest areas only cover 338.94
hectares (less than 10% area of Bandung), and thus it is necessary to locate the
appropriate location for a well-designed urban forest development. Result shows
that there was three scores indicating the rank prioritization as the 652,65 hectares
for the first rank, 7336,65 hectares for the second rank and lastly 8733,61 hectares.
It is concluded that the first priority to be developed for urban forest in Bandung
was Mandalajati, Cibiru, and Ujung Berung that fall within the first rank.
Collections
- MT - Professional Master [887]