Strategi Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren Melalui Program One Pesantren One Product di Kabupaten Bogor
Date
2023-05-19Author
Yunus, Mohammad Arif
Sarma, Ma'mun
Baga, Lukman Mohammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Pesantren di Indonesia memiliki potensi dan peran yang sangat besar jika dilihat dari jumlah pesantren, santrinya dan sumber daya yang dimilikinya. Dengan potensi tersebut, pesantren masih menghadapi permasalahan berupa kemandirian ekonomi. Pesantren belum mampu menjadi lembaga mandiri secara finansial tanpa tergantung pada satu sumber pendanaan saja. Dalam rangka mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren, pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membuat arah kebijakan, strategi dan berbagai program. Sejak tahun 2019, program One Pesantren One Product (OPOP) menjaring pesantren untuk difasilitasi mengembangkan usahanya, termasuk pesantren di Kabupaten Bogor.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi pengembangan kemandirian ekonomi pesantren peserta program OPOP di Kabupaten Bogor. Penelitian ini juga bertujuan untuk (1) mengidentifikasi gambaran umum model kemandirian ekonomi pesantren peserta OPOP di Kabupaten Bogor; (2) menganalisis pengaruh pelaksanaan program OPOP terhadap pengembangan kemandirian ekonomi pesantren di Kabupaten Bogor; (3) menganalisis kondisi lingkungan usaha pesantren peserta OPOP di Kabupaten Bogor; dan (4) merumuskan strategi persaingan usaha pesantren peserta program OPOP di Kabupaten Bogor.
Penelitian ini membatasi pada ruang lingkup pesantren di Kabupaten Bogor yang mengelola usaha makanan olahan. Jumlah pesantren yang dikaji sebanyak 8 pesantren. Responden berasal dari 8 orang pengelola pesantren; 4 orang pendamping program, 1 orang responden ahli dan 16 orang pelaku usaha makanan olahan dalam wilayah Kabupaten Bogor dan nasional.
Penelitian berhasil mengidentifikasi pola kemandirian ekonomi pesantren dimana mayoritas usaha pesantren berada di dalam klaster usaha yang baru cukup untuk menopang operasional usaha atau membantu operasional pesantren. Keterlibatan masyarakat sekitar dalam usaha pesantren masih sangat minim sebagai tenaga kerja lepas.
Program OPOP secara umum telah mampu menumbuhkan motivasi wirausaha pada pesantren dan santri. Pengaruh program OPOP masih dirasakan lemah dalam meningkatkan kemampuan berusaha khususnya dalam mendapatkan modal dan standardisasi atau sertifikasi produk.
Penelitian ini menemukan bahwa kondisi lingkungan usaha pesantren dihadapkan pada berbagai kelemahan dalam hal kualitas produk, jaringan pemasaran, ketersediaan modal hingga kelembagaan usaha pesantren. Padahal, peluang usaha makanan olahan sangat besar dalam hal pertumbuhan minat pasar, berkembangnya teknologi e-commerce, terbukanya akses permodalan hingga banyaknya program pemerintah mengenai kemandirian ekonomi pesantren. Usaha pesantren juga menghadapi tantangan berupa persaingan yang tinggi dengan pelaku usaha lokal.
Hasil identifikasi lingkungan tersebut mengarahkan pesantren untuk melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk itu dirumuskan berbagai strategi untuk memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha makanan olahan pesantren. Strategi tersebut di antaranya mengembangkan kualitas produk, meningkatkan branding produk pesantren, menjalin kerja sama bisnis, memanfaatkan teknologi e-commerce, meningkatkan manajemen pengelolaan usaha, membuat produk khas dan menjaga komitmen stakeholder dalam melaksanakan program kemandirian pesantren.
Keberhasilan strategi ini sangat ditentukan oleh keterlibatan semua stakeholder baik unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi hingga lembaga bisnis. Dengan menjalankan tupoksinya masing-masing, diharapkan terjadi kolaborasi untuk mengawal program kemandirian pesantren dalam jangka panjang.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]