Serapan Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) Akibat Penambahan Tepung Batuan yang diperlakukan: Pemanasan dan Bahan Humat
View/ Open
Date
2012Author
Asridawati, Syofia
Sumawinata, Basuki
Djajakirana, Gunawan
Djuniwati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia kaya akan gunung api yang merentang mulai dari Aceh,
Lampung, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Hasil letusan gunung api
di antaranya adalah batuan volkanik yang mengandung mineral yang beragam.
Di lain pihak, Indonesia memiliki tanah miskin/tanah tua seperti di sepanjang
pantai timur Sumatera dan Kalimantan. Oleh karenanya banyak yang
mengharapkan hasil erupsi gunung api dapat dimanfaatkan untuk mensuplai
mineral bagi tanah-tanah miskin yang mempunyai cadangan mineral rendah.
Aplikasi pupuk tepung batuan silikat dalam bidang pertanian sangat terbatas,
karena pada umumnya bersifat sangat lambat tersedia, sehingga pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman tidak nyata dalam jangka waktu pendek.
Beberapa cara praktis untuk mempercepat pelarutan hara dari pupuk
tepung batuan silikat ke dalam larutan tanah telah dikaji, misalnya batuan silikat
basalt yang diinkubasi dengan asam humat lignit selama 5 minggu dapat
meningkatkan pelepasan unsur hara dari batuan tersebut, namun penelitian ini
tidak dilakukan efeknya terhadap tanaman. Salah satu alternatif lain untuk
meningkatkan ketersediaan hara dari pupuk tepung batuan agar dapat
dimanfaatkan adalah dengan cara pemanasan. Pada penelitian ini diharapkan
bahwa dengan pemanasan dan penambahan bahan pelarut pada tepung batuan,
proses pelapukan mineral dapat lebih dipercepat sehingga mudah melepaskan
kation-kation tertentu dari struktur kristal mineral ke dalam larutan tanah dan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman pun akan meningkat.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Split Plot 3 faktor
di mana: faktor I sebagai petak utama yaitu 3 jenis suhu pemanasan (250C,
3000C dan 7000C), faktor II sebagai anak petak yaitu 3 jenis tepung batuan
(trakit, diorit dan basalt) dan faktor III sebagai anak petak yaitu 4 jenis bahan
pelarut (KOH 0,1N, air hujan, humat gambut dan humat lignit). Dari perlakuan di
atas diperoleh 36 kombinasi dan 1 perlakuan pembanding menggunakan pupuk
majemuk standar rekomendasi dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali
sehingga diperoleh 111 unit percobaan.
Tinggi tanaman jagung umur 14 HST tertinggi akibat pemberian bahan
pelarut humat, namun pada umur 21, 28 dan 35 HST tertinggi akibat pemberian
tepung batuan basalt, sedangkan bobot kering tanaman tertinggi akibat
pemberian tepung batuan basalt dengan pemanasan suhu 7000C, tetapi tidak
dipengaruhi bahan pelarut.
Kadar dan serapan hara K tanaman jagung tertinggi akibat pemberian
tepung batuan basalt yang diperlakukan pemanasan suhu 3000C, sedangkan
kadar dan serapan hara Ca, Mg dan Mn tertinggi akibat pemberian tepung
batuan basalt yang diperlakukan pemanasan suhu 7000C. Kadar dan serapan
hara mikro (Fe, Cu dan Zn) tanaman jagung tidak dipengaruhi perlakuan tepung
batuan, pemanasan dan bahan pelarut, sedangkan kadar dan serapan hara
makro (K, Ca dan Mg) tanaman jagung tidak dipengaruhi bahan pelarut, namun
ada kecenderungan pengaruh bahan pelarut humat lebih tinggi
Collections
- MT - Agriculture [3683]