Effect of simulated ship transport on the susceptibility of the Green Mussel Perna viridis to heat stress
View/ Open
Date
2013Author
Ahmed, Yasser
Zamani, Neviaty P
Juterzenka, Karen von
Metadata
Show full item recordAbstract
Pergerakan organisme dipengaruhi oleh penyebaran alami dan aktivitas manusia. Spesies yang terbawa memiliki sebaran yang melebihi distribusi batas normal oleh pengaruh tertentu (vector). Pergerakan organisme secara alami memiliki pergerakan yang terbatas. Spesies yang terbawa dapat mempengaruhi kerentanan pada stress yang baik disengaja maupun tidak disengaja. Spesies yang terbawa karena pengaruh alam seperti organisme yang bergerak akibat pergerakan arus dan beberapa organisme ada yang dapat bermigrasi ke area yang lain yang dapat melalui pergerakan arus; spesies yang terbawa akibat pengaruh aktivitas manusia baik disengaja seperti perdagangan ikan hias, aktivitas budidaya atau kegiatan manusia yang tidak disengaja seperti masukan air ballast dalam kapal (Baker et al. 2007). Air ballast digunakan untuk menjaga keseimbangan kapal dan beberapa organisme memiliki kemampuan untuk menempel pada permukaan atau dinding dari tanki air ballast kapal tersebut (Mead et al., 2011). Pada umumnya spesies yang terbawa oleh kapal sering terjadi dan ini terkait dengan padatnya aktivitas perjalanan kapal kargo yang ukurannya lebih dari 10.000 GT selama tahun 2007 (Kaluza et al., 2010). Menurut data dari Global cargo ship network (GCSN), pergerakan kapal mencapai lebih dari 80% yang membawa barang-barang ke seluruh dunia. Masalahnya bahwa pergerakan kapal ini tidak hanya membawa barang-barang, akan tetapi juga membawa organisme yang ada dalam badan atau tanki air ballast kapal (Kölzsch and Blasius, 2011). Pertanyaannya adalah apa yang terjadi pada spesies yang terbawa selama transportasi kapal? Spesies yang terbawa terdapat berbagai mekanisme (vector) yang tersedia untuk membawa organisme yang bersifat invasi akibat pengaruh perjalanan kapal dan menyebar dalam jumlah yang besar; akan tetapi hanya dalam jumlah kecil yang dapat bertahan dan menjadi pesaing (competitor) dengan spesies asli dalam mendapatkan makanan di lingkungan yang baru, sehingga ini disebut sebagai spesies yang invasif (invasive species). Spesies yang berinvasif dianggap sebagai spesies pendatang atau tidak asli yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, sehingga berdampak pada perekonomian setempat, dan juga kesehatan masyarakat (Bax et al., 2003; ISAC, 2006).
Collections
- MT - Fisheries [2939]