Proses Pemijahan Kima (Tridacna squamosa dan Hippopus hippopus) dengan Metode Induksi Fisika, Biologi, dan Kimia Pada Media Perlakuan Terkontrol
Date
2023Author
Fuad, Nur Izzah
Zamani, Neviaty Putri
Ismet, Meutia Samira
Johan, Ofri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kima merupakan biota laut dengan ukuran cangkang yang besar dan hidup
di ekosistem terumbu karang yang berperan sebagai biofilter alami. Banyak
manusia yang melakukan perburuan terhadap kima karena semua bagian tubuh kima memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2018 menetapkan bahwa kima dari jenis Tridacna squamosa dan Hippopus hippopus termasuk sebagai biota yang terancam punah karena jumlah individunya yang sedikit di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode induksi buatan yang berhasil merangsang kima untuk memijah dan melihat persentase keberhasilan telur kima yang menetas menjadi larva. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2021 – Januari 2022 dengan metode induksi buatan fisika, biologi, dan kimia. Indukan yang digunakan sebanyak 30 individu spesies Tridacna squamosa dan Hippopus hippopus dengan ukuran 20-40 cm yang diambil dari perairan Pulau Jangang-Jangangang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dan Kepulauan pada tanggal 27 Oktober 2021, jam 11.00 WITA dengan kondisi cuaca yang cerah dan suhu 32℃. Metode induksi yang berhasil membuat kima memijah yaitu metode kimia menggunakan larutan serotonin. Indukan yang berhasil memijah sebanyak 2 individu Tridacna squamosa dan 2 individu Hippopus hippopus dengan ukuran 27 cm dan 24 cm. Telur yang berhasil didapatkan berjumlah 1.614.263 butir. Telur yang berhasil dibuahi dari indukan pertama Tridacna squamosa berukuran 32 cm sebanyak 87,07% dan berhasil menetas menjadi larva sebanyak 83,50%. Indukan kedua berukuran 25 cm menghasilkan 85,30% telur yang berhasil dibuahi dan 92,51% yang berhasil menjadi larva. Indukan pertama Hippopus hippopus berukuran 27 cm sebanyak 90,24% dan berhasil menetas menjadi larva sebanyak 88,42%. Indukan kedua berukuran 24 cm menghasilkan telur yang berhasil dibuahi sebanyak 77,95% dan telur yang berhasil menetas menjadi larva sebanyak 90,24%. Perkembangan larva kima sampai memasuki fase juvenile berlangsung selama 2 bulan 15 hari. Perkembangan embrio seluruh spesies sama dan dapat dibedakan ketika memasuki fase juvenile karena cangkang telah terbentuk dengan sempurna dan dapat dibedakan tiap spesies. Indukan pertama Tridacna squamosa menghasilkan juvenile berukuran 0,013 cm dan indukan kedua menghasilkan juvenile berukuran 0,011 cm. Ukuran juvenile kima yang dihasilkan dari indukan pertama Hippopus hippopus berukuran 0,018 cm dan indukan kedua menghasilkan juvenile berukuran 0,015 cm.
Collections
- MT - Fisheries [2934]