Pengamatan Gejala Sindrom Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih (Syzygium aromaticum L. Merr. Perry) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Abstract
Indonesia merupakan asal tanaman cengkih (Syzygium aromaticum L. Merr.
Perry) sekaligus salah satu negara pengekspor cengkih terbesar di dunia. Sindrom
mati pucuk merupakan salah satu penyakit penting pada cengkih yang terjadi di
Indonesia sejak beberapa tahun lalu dan dapat menurunkan produksi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom
mati pucuk cengkih di Kabupaten Trenggalek. Pengamatan insidensi dan tingkat
keparahan penyakit dilakukan pada 60 lahan cengkih. Informasi kegiatan
budidaya cengkih diperoleh dari hasil wawancara dengan petani menggunakan
kuisioner terstruktur. Keterkaitan antara teknik budidaya dan keparahan penyakit
dianalisis menggunakan khi kuadrat (X2) dengan taraf nyata 90% dan analisis
korespondensi. Berdasarkan analisis khi kuadrat cara tanam secara monokultur,
kondisi gulma lebat dan pembersihan dilakukan < 3 kali setahun, jumlah
penggunaan pupuk kotoran kambing ≤ 60 kg/tanaman/tahun, dan pemberian dosis
unsur P < 500 gram/tanaman/tahun menunjukkan tingkat keparahan yang tinggi.
Selain itu, hasil analisis korespondensi menunjukkan bahwa umur tanaman ratarata
≥ 20 tahun dan curah hujan < 2000 mm/tahun memiliki kedekatan titik
dengan keparahan penyakit tinggi. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan
tanaman lemah dan mudah terserang oleh organisme penyebab sindrom mati
pucuk. Berdasarkan hasil penelitian, sindrom mati pucuk cengkih tidak hanya
disebabkan oleh bakteri pembuluh kayu cengkih (BPKC) tetapi juga penggerek
batang dan kanker batang. Keparahan penyakit tertinggi disebabkan oleh serangan
kombinasi penggerek dan kanker batang.
Collections
- UT - Plant Protection [2420]