Strategi Sustainable Livelihood Masyarakat Pasca Implementasi Izin Kemitraan Konservasi di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Abstract
Strategi penghidupan merupakan kombinasi dari kegiatan dan pilihan yang dibuat oleh sebuah keluarga atau rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan dan juga merupakan manifestasi dari peningkatan taraf hidup. Perubahan kawasan konservasi pada Taman Nasional tersebut mengubah akses sehingga sistem livelihood masyarakat mengalami perubahan. Aset livelihood yang meliputi berbagai modal yaitu modal manusia, modal alam, modal finansial, modal social dan modal fisik juga mengalami perubahan. Dari masalah yang muncul akibat perubahan status kawasan dari hutan lindung menjadi taman nasional, pemerintah mengeluarkan program untuk pemberdaayaan masyarakat sekaligus pelestarian kawasan hutan yaitu kemitraan konservasi.
Kemitraan kehutanan di dalam kawasan konservasi merupakan upaya kerjasama antara kepala unit pengelola kawasan dengan masyarakat setempat berdasarkan prinsip saling menghargai, saling percaya dan saling menguntungkan demi terciptanya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik sosial demografi dan pengelolaan asset livelihood dan Menformulasikan strategi pengembangan sustainable livelihood masyarakat sekitar Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung setelah implementasi kemitraan konservasi. Metode penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif dan kuantitatif melalui 4 tahap yaitu analisis faktor demografi, analisis asset livelihood, analisis SWOT dan analisis QSPM dengan output prioritas strategi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam desa kemitraan konservasi yaitu Labuaja, Rompegading, Barugae, Patanyamang, Mattampawalie dan Wanua Waru memiliki potensi asset livelihood yang berbeda-beda. Modal fisik dengan nilai tertinggi ada pada Rompegading sedangkan modal alam, modal manusia, modal finansial dan modal sosial tertinggi ada pada Patanyamang. Dari analisis faktor internal dan eksternal yang paling berpengaruh terhadap sistem livelihood ini adalah faktor eksternal dengan skor 4,26. Hal ini menunjukkan faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap sistem livelihood masyarakat Desa Kemitraan.
Setelah menganalisis faktor-faktor tersebut analisis SWOT menunjukkan bahwa sistem livelihood masyarakat sedang berada pada Growth Oriented Strategy (Kuandran I). Analisis QSPM menunjukkan bahwa keempat strategi yang muncul yaitu strategi bertahan hidup, konsolidasi, akumulasi dan diversifikasi menujukkan bahwa strategi tertinggi dengan skor 0,72 yaitu strategi diversifikasi. Kesimpulannya adalah strategi sustainable livelihood yang mampu untuk meningkatkan sistem livelihood masyarakat adalah strategi diversifikasi dimana masyarakat dapat mengembangkan livelihoodnya dari on-farm dan off- farm.
Collections
- MT - Forestry [1373]