Pemberdayaan Komunitas Pesantren Melalui Penyelenggaraan Pendidikan Altematif
View/ Open
Date
2005Author
Riani, Neni
Soetarto, Endriatmo
Purnaningsih, Ninuk
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengambilan tema ini diilhami oleh kegigihan beberapa orang anggota komunitas Pesantren Hidayatul Wildan, yang berada di Kampung Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, yang berjuang dengan sukarela untuk memajukan masyarakat melalui pendidikan, yang selanjutnya disebut MPendidikan Altematif. Kepedulian beberapa orang anggota komunitas itu didasari oleh data lapangan yang menunjukkan banyaknya anak putus sekolah dan lebih memilih mengkaji kitab-kitab kuning di pesantren sambil bekerja membantu orangtuanya, menjadi pemetik teh, buruh ternak/menyabit rumput, buruh tani, dan menjadi pembantu rumah tangga daripada sekolah.
Strategi kajian yang digunakan adalah studi kasus untuk memperoleh informasi secara mendalam, rinci dan menyeluruh. Metode penentuan responden secara purposive sampling, yang dilakukan terhadap siswa pendidikan altematif, orangtua siswa, para pengajar dan para penggiat atau donatur yang mendanai penyelenggaraan pendidikan alternatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya anak putus sekolah di Desa Mekarsari, khususnya komunitas pesantren disebabkan ekonomi keluarga yang lemah, karakteristik wilayah yang jauh dari sekolah lanjutan dan kurangnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan. Di samping itu, honorarium pengajar yang kurang memadai menyebabkan mereka sibuk mencari penghasilan lain, sehingga kedisiplinan dalam mengajar menjadi kurang. Minimnya sarana dan prasarana, seperti belum ada bangunan (masih menggunakan lantai 2 dan 3 masjid Al 'Amal), bangku yang sudah rusak, belum ada perpustakaan dan sara ke\engkapan kelas lainnya. Dalam aspek kelembagaan, struktur kepengurusan masih rangkap antara kepengurusan pesantren dan pendidikan alternatif sehingga pendidikan altematif berjalan tanpa konsep yang jelas, terbatasnya aktivitas ekonomi lokal di lingkungan pesantren yang hanya mengandalkan KUBE budidaya jamur serta kurangnya penyandang dana. Berdasarkan data empiris ditemukan, kekerabatan di Desa Mekarsari maupun dalam komunitas pesantren sangat kuat, memiliki hubungan darah sangat dekat, mulai dari kepala desa, pengurus dan pengajar di pesantren sampai tokoh masyarakat. Hal ini merupakan potensi kapital sosial yang dapat diberdayakan dalam pengembangan pendidikan altematif, di samping nilai-nilai agama yang telah tertanam kuat dalam masyarakat. Selain itu, dianalisis bagaimana elemenelemen masyarakat sebagai kekuatan kapital sosial menyumbang terhadap keberlangsungan proses pendidikan altematif, termasuk di dalamnya para penyandang dana seperti Yayasan Al 'Amal, BMM, Bank Jabar, KUBE budidaya jamur serta warga masyarakat yang mewakafkan tanahnya untuk pesantren.
Berdasarkan analisis permasalahan, dilakukan penyusunan program secara partisipatif melalui Focus Group Discussion (FGD), yaitu pembentukan FKOG (Forum Komunikasi Orangtua dan Guru) sebagai wadah silaturahmi dan bentuk peningkatan kesadaran pendidikan dan peningkatan kedisiplinan terhadap orangtua siswa, siswa dan pengajar. Revitalisasi Organisasi terhadap kepengurusan pesantren dan pendidikan altematif, penyediaan sarana dan prasarana kelas serta pembentukan KUBE jamur lanjutan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi lokal dan menambah pendapatan keluarga di lingkungan pesantren.
Collections
- MT - Agriculture [3787]