Volatilitas Harga dan Integrasi Pasar Bawang Merah di Jawa Tengah
Date
2023-05-23Author
Fadhilah, Muhammad Luthfie Fadhilah
Fariyanti, Anna
Asmarantaka, Ratna Winandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Komoditas pertanian yang diperdagangkan di pasar lokal dan internasional
salah satunya adalah bawang merah (Allium ascalonicum). Di Indonesia, harga
bawang merah memiliki tren yang terus meningkat dan berfluktuasi. Fluktuasi
harga dapat mendorong pedagang untuk memanipulasi harga ditingkat produsen.
Petani seringkali dirugikan akibat harga bwang merah ditingkat produsen tidak
mengikuti perubahan harga bawang merah ditingkat pedagang. Jawa Tengah
merupakan produsen bawang merah terbesar di Indonesia. Pada tahun 2019 Jawa
Tengah memasok bawang merah untuk kebutuhan lokal dan daerah lain seperti DKI
Jakarta (91,90%), Jawa Barat (60,92%) dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(71,51%). Kontribusi yang besar ke daerah lain membuat dampak yang akan
ditimbulkan akan sangat besar bagi perdagangan bawang merah nasional. Dampak
yang timbul adalah dapat mengakibatkan kelangkaan bawang merah, peningkatan
harga bawang merah dan pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya petani dan pihak yang terlibat dalam pemasaran dan distribusi bawang
merah Jawa Tengah. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah 1) menganalisis volatilitas harga bawang merah ditingkat produsen dan
konsumen di Jawa Tengah sebelum pandemi COVID-19 dan selama pndemi
COVID-19. 2) Menganalisis integrasi pasar vertikal dan horizontal bawang merah
di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan data bulanan bawang merah pada tahun
November 2018 – Juni 2021. Sementara itu, untuk integrasi horizontal merupakan
data harga bulanan bawang merah di Pasar Kramatjati Jakarta, Pasar Kosambi
Bandung, Pasar Johar Semarang, Pasar Bringharjo Yogyakarta pada kurun waktu
Agustus 2017 – Juni 2021. Analisis data yang digunakan adalah koefisien variasi
untuk menganalisis volatilitas harga dan pendekatan kointegrasi dengan uji
kointegrasi, uji kausalitas, model Vector Error Correction Model (VECM),
Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) untuk
menganalisis integrasi pasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat volatilitas harga bawang merah
ditingkat produsen dan konsumen sebelum dan selama pandemi COVID-19 adalah
tinggi. Hal tersebut dikarenakan nilai koefisien variasi melebihi 9%. Hal tersebut
didasari oleh kriteria dari Kementerian Perdagangan jika nilai koefisien variasi
lebih dari 9% maka tergolong bervolatil. Nilai koefisien variasi harga bawang
merah ditingkat produsen sebelum pandemi sebesar 19,73% dan selama pandemi
sebesar 18,43%. Harga ditingkat konsumen sebelum pandemi sebesar 19,64% dan
selama pandemi sebesar 21,12%. Hasil analisis integrasi pasar vertikal
menunjukkan bahwa antara pasar produsen dengan pasar pedagang eceran dan
pasar pedagang besar dengan pasar pedagang eceran terinntegrasi jangka panjang.
Sementara itu, secara jangka pendek hanya antara pasar produsen dengan pasar
pedangan eceran yang terintegrasi secara negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemasaran bawang merah di Jawa Tengah belu efisien selain itu produsen sebagai
market follower dan pedagang eceran menjadi market leader. Hasil integrasi
horizontal menunjukkan bahwa Pasar Kramatjati Jakarta (PKJ), Pasar Bandung
Kosambi (PKB), Pasar Johar Semarang (PJS), dan Pasar Beringharjo Yogyakarta
(PBY) terintegrasi jangka panjang dan jangka pendek. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Pasar Kramatjati Jakarta (PKJ) sebagai market leader.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]