Pengembangan Strategi Penerapan Produksi Bersih Industri Penyamakan Kulit
View/ Open
Date
2018Author
Nugraha, Aditya Wahyu
Suparno, Ono
Indrasti, Nastiti S
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan industri penyamakan kulit tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, namun adanya aktivitas industri tersebut juga memberikan dampak negatif ke lingkungan. Hal tersebut dikarenakan dalam proses penyamakan kulit banyak menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Penelitian mengenai produksi bersih merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meminimisasi permasalahan yang ada di industri penyamakan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis aliran material, energi dan toksisitas (MET) yang ditimbulkan selama proses penyamakan kulit berdasarkan data yang ada di industri penyamakan kulit, 2) menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan dari proses penyamakan kulit, 3) mengidentifikasi strategi produksi bersih yang potensial untuk diterapkan di industri penyamakan kulit dan 4) menerapkan beberapa strategi produksi bersih dan menganalisis dampak strategi terhadap volume dan cemaran limbah serta analisis kelayakan ekonomi strategi. Penelitian ini dilakukan di industri penyamakan kulit skala kecil – menengah yang ada di Jawa Timur (Industri A) dan Jawa Barat (Industri B). Proses produksi merupakan hal yang dikaji dalam penelitian ini. Dampak lingkungan yang diamati meliputi Gas Rumah Kaca (GRK), asidifikasi, eutrofikasi dan toksisitas. Perhitungan dampak lingkungan diamati dari limbah cair yang terbentuk, LPG (liquified petroleum gas) dan listrik yang dikonsumsi selama proses produksi. Identifikasi peluang strategi produksi bersih dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan berdasarkan hasil kajian pustaka. Dari beberapa alternatif strategi produksi bersih yang muncul, dianalisis menggunakan MPE untuk mendapatkan 5 strategi prioritas yang potensial untuk diterapkan.
Analisis menunjukkan bahwa dalam proses penyamakan kulit dibutuhkan bahan kimia, kulit, air dan sumber energi untuk menghasilkan kulit samak. Identifikasi menunjukkan bahwa selama proses penyamakan kulit, air merupakan komponen yang tidak terpisahkan dalam proses penyamakan kulit. Hal tersebut juga menyebabkan banyak terbentuknya limbah cair dalam proses penyamakan kulit. Industri penyamakan kulit menghasilkan limbah cair sebanyak 29,51 m3 (industri A) - 39,89 m3 (industri B) per 1,5 ton kulit garaman dalam 1 batch produksi. Proses beamhouse merupakan proses yang berkontribusi besar terhadap terbentuknya limbah cair dibandingkan dengan proses lainnya. Beberapa bahan kimia yang digunakan selama proses produksi merupakan bahan kimia yang bersifat toksik dan karsinogenik. Adanya bahan ini juga meningkatkan toksisitas pada limbah cair yang terbentuk. Beberapa senyawa yang teridentifikasi toksik dan karsinogenik adalah amonia, sulfida, sulfat dan krom.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]