Pengaruh Religiusitas, Dukungan Sosial, dan Stres terhadap Penyesuaian Wanita Bercerai.
View/ Open
Date
2019Author
Muhammad, Larastyan Yang Bogaan
Muflikhati, Istiqlaliyah
Simanjuntak, Megawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Perceraian merupakan peristiwa putusnya hubungan pernikahan antara
suami dan istri berdasarkan putusan pengadilan agama. Perceraian memiliki
dampak bagi wanita yang mengalaminya seperti gangguan kesehatan mental,
fisik, ekonomi, dan status sosial. Wanita yang mengalami perceraian akan
memiliki banyak perubahan di hidupnya, antara lain lebih tertutup lingkungan
sosial sekitar, dan memiliki gangguan tekanan psikologis. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kehidupan wanita setelah perceraian yaitu nilai agama yang
tertanam di diri, dukungan keluarga, teman dekat, serta lingkungan. Dukungan
yang diberikan dalam bentuk materil ataupun non materil. Hal tersebut dirasa
dapat membantu wanita dalam menyesuaikan kehidupan setelah perceraian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi karakteristik
individu, karakteristik keluarga, religiusitas, dukungan sosial, dan stres wanita
bercerai, 2) menganalisis hubungan karakteristik individu, karakteristik keluarga,
religiusitas, dukungan sosial, dan stres wanita bercerai, dan 3) menganalisis
pengaruh karakteristik individu, karakteristik keluarga, religiusitas, dukungan
sosial, dan stres wanita bercerai.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study metode survei.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Kota Tangerang dipilih karena salah satu
wilayah yang memiliki angka perceraian tertinggi di Provinsi Banten. Responden
penelitian adalah wanita yang sudah bercerai secara resmi kurun waktu 1-12 bulan
pasca putusan pengadilan agama, sebanyak 100 orang.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer, pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara langsung. Wawancara dilakukan dengan bantuan
kuesioner terstruktur untuk menggali informasi karakteristik individu,
karakteristik keluarga, religiusitas, dukungan sosial, stres, dan penyesuaian.
Hasil penelitian menunjukkan hampir sembilan per sepuluh usia responden
menyebar pada kategori usia dewasa awal (18-40 tahun) (85%), rata-rata usia
33.24 tahun. Tiga per empat pendapatan responden berada pada rentang Rp
1.000.000,00-Rp 5.000.000,00 (75%) rata-rata Rp 3.531.000,00. Lebih dari
setengah responden (52%) berpendidikan SMA, pendidikan sarjana (S1) (26%),
dan berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) (15%). Penelitian
menggambarkan pekerjaan responden diantaranya pegawai swasta (48%),
wirausaha (27%), IRT (Ibu Rumah Tangga) (16%). Penyebab perceraian tertinggi
lebih dari satu perempat responden (33%) yaitu karena perselingkuhan.
Berdasarkan hasil wawancara beberapa responden lama pernikahan kurang dari
lima tahun, dan mengajukan gugatan perkara perselingkuhan. Lama waktu
perceraian responden penelitian ini adalah empat bulan (24%), diikuti (17%) lama
waktu cerai 3 bulan. Dua pertiga responden (76%) status perceraiannya adalah
cerai gugat, diikuti cerai talak (24%).
Rata-rata lama pernikahan responden 8.67 tahun dan mengajukan perceraian
lama menikah kurang dari lima tahun (37%). Lebih dari setengah responden
(54%) setelah bercerai tinggal bersama orang tua. Jumlah anak yang dimiliki
responden (80%) kurang dari dua orang. Proporsi terbanyak (67%) responden
jumlah anggota keluarga kurang dari empat orang, diikuti (26%) responden
jumlah anggota keluarga 5-6 orang.
Hasil uji hubungan religiusitas berhubungan positif signifikan penyesuaian
wanita bercerai, yang artinya semakin baik religiusitas wanita bercerai maka
penyesuaian wanita bercerai juga semakin baik. Stres berhubungan negatif
signifikan penyesuaian wanita bercerai, yang artinya semakin tinggi stres yang
dialami wanita bercerai maka penyesuaian wanita bercerai akan rendah, begitupun
sebaliknya, apabila nilai stres wanita bercerai rendah maka penyesuaian wanita
bercerai akan tinggi.
Hasil uji pengaruh religiusitas, dukungan sosial, dan stres terhadap
penyesuaian wanita bercerai menunjukkan R-square 0.468 yang artinya, model
tersebut menjelaskan 46.8 persen model variabel-variabel mempengaruhi
penyesuaian wanita bercerai, dan sisanya 53.2 persen dipengaruhi variabel lain di
luar penelitian ini. Religiusitas (kepercayaan, komitmen, perilaku keagamaan) (2=
0.257; t> 1.96) berpengaruh langsung positif signifikan terhadap penyesuaian
wanita bercerai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik religiusitas wanita
pasca bercerai, maka akan semakin baik penyesuaiannya. Religiusitas memiliki
pengaruh tidak langsung positif signifikan terhadap penyesuaian wanita bercerai.
Hal ini berarti religiusitas mempengaruhi penyesuaian wanita bercerai secara tidak
langsung melewati variabel stres.
Stres (2= -0.358; t> 1.96) berpengaruh langsung negatif signifikan terhadap
penyesuaian wanita bercerai. Hal ini berarti, semakin tinggi stres yang dirasakan
wanita pasca perceraian, maka penyesuaian akan semakin rendah atau kurang
baik. Begitupun sebaliknya, apabila stres yang dialami wanita pasca perceraian
memiliki nilai rendah, maka penyesuaian akan semakin baik.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]