Pilihan antara Membangun Fasilitas Sendiri Secara Mandiri atau Membangun Kerjasama dengan Pihak Lain. Kasus Propinsi Jawa Bamt clan DKI Jakarta dalain Hal Pengembangan Pelabuhan Cirebon.
View/ Open
Date
2005Author
Karmiati, Mimin
Anwar, Affendi
Saefulhakim, H.R Sunsun
Siregar, Hermanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan lepasnya Ban.ten dari Propinsi Jawa Barat, Pelabuhan Cirebon merupakan satu-satunya pelabuhan taut yang dimiliki Jawa Barat, sehingga mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. Selama ini Pelabuhan Cirebon memang belum climanfaatkan secara optimal sebagai pintu gerbang kegiatan ekspor impor Jawa Baral Bahkan kenyataaonya, barang ekspor impor Jawa Barat diangkut melalui Pelabuhan Tanjuog Priok Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pilihao yang paling baik antara mengembangkan Pelabuhan Cirebon di Jawa Bamt dan Membangun Kerjasama dengan Pelabuban Tanjung Priok di DKI Jakarta.
Untuk mencapai tujuan penelitian. digunalcan seperangkat teknik/model analisis yaitu : (1) Location Quotient (LQ). (2) Localization Index (LI), (3) Specialization Index (SI), (4) Shift-Share Analysis (SSA), (4) Analytic Hierachy Process.s (AHP). dan (5) Game Theory.
Basil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi ekspor clan im.por dari Propinsi Jawa Barat memang sangat besar terhadap nilai ekspor impor DKI Jakarta, khususnya yang melalui Pelabuhan Tanjwig Priok Namwi jika dilihat dari lokasi perusahaan industri yang berorientasi ekspor, ternya1a sebagian besar berada di daemh hinterland Pelabuhan Tanjung Priok Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Cirebon saat ini masih kurang memadai untuk dijadikan sebagai pelabuhan ekspor. Kondisi alam lokasi Pelabuhan Cirebon kurang memmjang blancamn kegiaian ekspor-impor barang, seperti cepat tetjadinya pelumpwan di sepanjang alur dan kolam pelabuhan sehingga kapal-kapal besar tidak dapat merapat ke pelabuhan. Dilihat dari kondisi ruas jalan dan rambu lalu lintas, jaringan jalan yang menuju lee Pelabuban Tanjoog Priok semakin baik. sementara jaringan jalan b Pelabuhan Cirebon kurang menunjang kelancaran keluar-masuknya ha.rang dari/ke pelabuhan. Basil AHP menunjukkan bahwa nilai rasio antara bobot manfaat dan bobot biaya terbesar adalah pada pilihan kebijakan menjalin kerjasama dengan DKI Jakarta. Sehingga kebijakan inilah yang merupakan pilihan terbaik dtoanding pilihan kebijakan s1a1us quo clan kebijakan membangun pelabuhan. Sememara untuk menghasilkan kerjasama yang paling baik. strategi yang perlu digunakan pihak Jawa Barat adalah strategi menciptakan good image dan stmtegi meningbtkan efisiensi kinerja pelabuhan. Sementara stmtegi yang perlu diambil oleb pihak DKI Jakarta adaJah deogan memberikan kemudahan dalam ekspor dan impor. Dengan pilihan stmtegi dernildan, pihak Jawa Barat clan pibak DKI Jakana akan sama-sama memperoleh payoff yang maksimum.