Life Cycle Inventory pada Kapal Perikanan Berbahan Dasar Kayu dan Berbahan Dasar Fiberglass
Abstract
Pemerintah mengembangkan kapal fiberglass sebagai alternatif kapal kayu
yang biasa digunakan nelayan. Seiring dengan target pembangunan
berkelanjutan, selaku pengambil kebijakan pemerintah perlu tinjauan
sustainability terhadap kedua material tersebut. Untuk itu, pemerintah perlu
tinjauan studi terhadap dua material tersebut dalam perspektif life cycle. Salah
satu tahapan penting dalam analisis life cycle adalah Life Cycle Inventory (LCI).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kapal perikanan berbahan dasar
kayu dan berbahan dasar fiberglass berdasarkan tinjauan LCI. Pengumpulan data
menggunakan metode wawancara dan studi literatur yang selanjutnya dianalisis
secara deskriptif komparatif. Data yang diolah berupa proses dan biaya dari awal
pembuatan kapal, perbaikan, perawatan, dan masa akhir pemakaian kapal serta
siklus hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input dan biaya yang
dibutuhkan kapal kayu dalam satu tahun bernilai 841,18 kg material dan
Rp10.327.500,00. Kapal fiberglass dan cetakannya bernilai 165,26 kg material
dan Rp7.406.083,00. Dengan asumsi kedua kapal mengoperasikan alat tangkap
payang di Palabuhanratu, diketahui input dan biaya yang dibutuhkan kapal kayu
per hasil tangkapan dalam satu tahun sebesar 0,09 kg material/kg ikan dan
Rp1.066,06/kg ikan. Sedangkan, kapal fiberglass dan cetakannya sebesar 0,02 kg
material/kg ikan dan Rp764,532/kg ikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
kapal kayu membutuhkan lebih besar sumberdaya dari lingkungan dan biaya dari
pada kapal fiberglass. The government is developing fiberglass boats as an alternative to wooden
boats commonly used by fishers. Along with the target of sustainable
development, the government, as a policy maker, needs to review the
sustainability of these two materials. Accordingly, the government requires
information regarding the review of those two materials from a life cycle
perspective. One of the important stages in life cycle analysis is Life Cycle
Inventory (LCI). This study aims to compare wooden and fiberglass fishing
vessels based on LCI analysis. Data were collected through interviews and
literature studies which were then analyzed comparatively. It incorporated
construction processes and costs from the beginning of boat building, repair,
maintenance, and the end of boat use and its life cycle. The results showed that the
inputs and costs required by wooden boats in one year were 841.18 kg material
and Rp10,327,500.00; while fiberglass boats were 165,26 kg material and
Rp7.406.083,00. Assuming both boats operate payang (pelagic Danish seine) in
Palabuhanratu, it is known that the inputs and costs required by wooden boats per
catch in one year are 0.09 kg material/kg of fish and Rp1,066.06/kg of fish.
Meanwhile, fiberglass boats are responsible for 0.02 kg material/kg of fish and
Rp764,532/kg of fish. This study shows that wooden boat require more resources
from the environment and costs than fiberglass boat.