Studi perbandingan performans reproduksi karakteristik genetik dan pola suara antara tetua dan turunannya pada penyilangan burung tekukur (Streptopelia chinensis) dan puter (Streptopelia risoria)
View/ Open
Date
2005Author
Masyud, Burhanuddin
Toelihere, Mozes R.
Yusuf, Tuty L.
Thohari, A. Machmud
Boediono, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar protein pakan dan lama cahaya kandang yang optimum serta model sarang buatan yang paling disukai untuk menghasilkan performans reproduksi yang terbaik pada penyilangan burung tekukur dan puter. Tiga kadar protein pakan yang dicobakan adalah 14%, 16% dan 18%, menggunakan RAL dengan tujuh ulangan. Empat macam cahaya kandang yang diuji yakni 12T/12G, 15T/9G, 18T/6G dan 24T/0G menggunakan RAL dengan tiga ulangan. Setiap ulangan menggunakan satu pasang burung tekukur dan puter. Dua model sarang buatan yang diuji yakni sarang A berbentuk kotak terbuat dari papan dan sarang B berbentuk oval terbuat dari anyaman rotan. Ada 21 sarang untuk setiap model yang diuji, diletakkan secara bersama dalam satu kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein pakan tidak berbeda nyata (P > 0.05) pengaruhnya terhadap performans reproduksi burung, sehingga secara teknis pemberian pakan dengan kadar protein 14% sudah cukup memadai. Hasil penelitian cahaya kandang menunjukkan penambahan cahaya setelah matahari terbenam (malam hari) memberikan pengaruh positif terhadap performans reproduksi burung, terutama terhadap peubah berat ovarium, panjang saluran reproduksi betina, berat testes, Panjang saluran reproduksi jantan, motilitas dan konsentrasi sperma. Hasil analisis statistic menunjukkan penambahan cahaya tiga jam pada malam hari atau pemberian 15T/9G memberikan pengaruh optimal terhadap performans reproduksi pada penyilangan burung tekukur dan puter. Sedangkan hasil uji preferensi burung terhadap kedua model sarang buatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata, karena kedua pasangan burung menunjukkan tingkat pemanfaatan yang sama terhadap kedua model sarang buatan untuk aktivitas reproduksi (tempat bertelur). Secara keseluruha n dapat disimpulkan bahwa : (1) perbedaan kadar protein pakan pada level 14%, 16% dan 18% tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap performans reproduksi burung, sehingga kadar protein pakan 14 % sudah cukup memadai; (2) penambahan lama cahaya memberikan pengaruh positif terhadap performans reproduksi burung, dimana penambahan cahaya tiga jam (15T/9G) pada malam hari memberikan pengaruh terbaik terhadap performans reproduksi pasangan burung persilangan, dan (3) tidak ada perbedaan preferensi pasangan burung persilangan terhadap model sarang buatan .
Collections
- DT - Animal Science [346]