Analisis Metagenom untuk Pencirian Komunitas Bakteri dan Fungi pada Tempe
View/ Open
Date
2012Author
Seumahu, Cecilia Anna
Suwanto, Antonius
Rusmana, Iman
Solihin, Dedy Duryadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai makanan fungsional tradisional Indonesia, tempe dikonsumsi
dalam jumlah yang relatif tinggi dan dapat ditemukan dalam berbagai variasi jenis
dan cara pengolahan. Variasi ini perlu dijaga karena menjadi ciri khas makanan
Indonesia yang dapat dikembangkan dalam menghadapi program perdagangan
bebas ASEAN. Walau demikian, database mikroorganisme yang terlibat dalam
proses fermentasi tempe belum pernah dibuat dan ditelaah peluang adanya
hubungan antara rasa tempe yang berbeda pada daerah sentra produksi terhadap
komposisi mikroorganisme dan jaminan keamanan pangannya
Dalam proses pengolahannya, fermentasi tempe tidak hanya melibatkan
cendawan tetapi juga melibatkan bakteri. Upaya mempelajari total komunitas
mikroorganisme yang terlibat, dapat dilakukan dengan menggunakan metode
deteksi yang cukup sensitif dalam memberi gambaran secara menyeluruh. Teknik
tidak terkultur merupakan teknik yang dapat memberi gambaran tentang
komposisi mikroorganisme terkultur maupun tidak terkultur dari suatu lingkungan
ekologi. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan teknik ini adalah pada
metode ekstraksi DNA sebagai tahapan awal yang penting. Rendemen dan
kualitas DNA yang rendah dapat mengurangi profil keragaman yang dapat
diperoleh dari suatu lingkungan ekologi. Permasalahan ini dapat diatasi dengan
melakukan pemilihan dan optimasi metode analisa yang dapat memberikan hasil
yang reprodusibel. Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi metode ekstraksi
DNA dari sampel tempe sehingga diperoleh suatu metode standar yang dapat
digunakan untuk mempelajari total komunitas mikroorganisme pada tempe.
Optimasi dilakukan dengan membandingkan kemampuan dua kit komersil
(Fermentas DNA Purification Kit-FDEK dan PowerFood Microbian DNA
Isolation Kit-PFMDIK) untuk melakukan analisis metagenom mikroorganisme
yang ada di tempe. Berdasarkan hasil dari beberapa parameter yang diamati,
metode PFMDIK sangat baik digunakan untuk menganalisis keragaman
mikroorganisme di tempe secara metagenomik. Metode ini memberikan rendemen
dan kualitas DNA tinggi sehingga dapat diperoleh hasil PCR yang reprodusibel
dan ragam mikroorganisme yang lebih tinggi daripada metode FDEK. Parameter
yang dipakai sebagai data penunjang hasil ini adalah pengukuran konsentrasi..dst