Dinamika Oseanografi dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem Mangrove di Estuari Banyuasin
Date
2023-03-29Author
Surbakti, Heron
Nurjaya, I Wayan
Bengen, Dietriech Geoffrey
Prartono, Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Estuari merupakan perairan semi tertutup yang berhubungan secara
langsung dengan laut, kondisi ini menyebabkan air laut dengan salinitas tinggi
bercampur dengan air tawar yang berasal dari hulu yang berubah-ubah secara
periodik. Dinamika pencampuran air tawar dan air dengan salinitas tinggi di
daerah estuari akan sangat tergantung pada dinamika pasang surut air laut, serta
banyaknya aliran air tawar dan arus residu, serta topografi daerah estuari
tersebut. Gabungan pengaruh antara air laut dan air tawar tersebut juga akan
menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan dinamika lingkungan yang
bervariasi dan zona lingkungan yang sangat labil. Selain membawa massa air
dengan karakteristik yang berbeda, dinamika pertemuan arus dari sungai yang
membawa masukan sedimen dari darat dengan arus pasang surut yang
berlawanan menyebabkan pengaruh yang kuat terhadap sedimentasi yang terjadi
di daerah estuari. Estuari juga menyajikan hubungan erat antara morfodinamika
dan hidrodinamika. Morfologi muara terutama dikendalikan oleh kondisi
hidrodinamika yang memiliki pengaruh besar terhadap transpor sedimen,
sedangkan konfigurasi dasar laut akan mempengaruhi arah dan kecepatan arus yang
ada di daerah estuari. Kondisi lingkungan yang bersifat dinamis menyebabkan
vegetasi di daerah estuari khususnya mangrove akan mengadakan penyesuaian
secara fisiologis dengan lingkungannya.
Kajian ekosistem estuaria di era teknologi maju dan perubahan cepat saat
ini membutuhkan pendekatan baru yang menekankan bagaimana proses-proses
lingkungan kunci dalam ekosistem fisik estuaria mendukung dan saling terkait
dengan ekosistem biogenis mangrove, sehingga integrasi bidang ilmu maupun
kombinasinya berpeluang merumuskan kebaruan pengetahuan yang bermanfaat
secara praktis untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang semakin kompleks
maupun mendukung keberlanjutan kawasan yang memiliki ekosistem esensial agar
memiliki resiliensi kuat untuk bertahan dan produktif. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji pola hidrodinamika yang terjadi di daerah estuari
kaitannya dengan variasi salinitas, fraksi air tawar dan transpor sedimen serta
pengaruhnya terhadap komposisi, zonasi serta perubahan mangrove di Estuari
Banyuasin. Adapun pertanyaan riset penting yang akan dijawab pada studi ini
adalah bagaimanakah karakteristik spasial dan temporal pola hidrodinamika di
Estuari Banyuasin berdasarkan hasil observasi dan model numerik? Bagaimana
distribusi temporal salinitas dan fraksi air tawar mempengaruhi komposisi dan
zonasi mangrove di dua muara sungai yang berdekatan? Bagaimana transpor
sedimen dan perubahan geomorfologi yang terjadi di Estuari Banyuasin serta
pengaruhnya terhadap luasan mangrove
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengintegrasikan
hasil pengukuran lapangan, citra satelit dan model numerik. Data yang digunakan
adalah: 1) data hasil pengukuran lapangan berupa data arus, pasang surut, salinitas,
sedimen tersuspensi, laju sedimentasi dan data struktur komunitas mangrove; 2) data debit sungai dari Glofas; 3) data pasang surut dari PELINDO II; 4) data suhu,
salinitas dan data angin dari Marine Copernicus; 5) data citra multi temporal satelit
Landsat 5, Landsat 7 dan Landsat 8;
Bagian pertama dari disertasi ini membahas terkait hidrodinamika yang
terjadi di estuari Banyuasin. Hasil yang didapatkan, pengaruh pasang surut serta
debit sungai yang masuk ke muara menyebabkan terjadinya pola sirkulasi yang
berbeda baik pada saat kondisi pasang dan surut maupun variasi musiman. Pada
periode Musim Barat hingga Peralihan I dominansi debit yang tinggi menyebabkan
arus pasang surut maupun arus residual cenderung menguat ke arah laut baik di
MSM maupun muara Sungai Banyuasin. Pada periode Musim Timur dan Peralihan
II dimana pengaruh debit sungai mulai berkurang, pola pergerakan arus keluar dari
sungai masih dominan, namun arus residual cenderung berbalik memasuki wilayah
sungai di mulut Sungai Musi. Kondisi ini diduga kuat sebagai faktor penciri dan
mengakibatkan terjadinya perbedaan stratifikasi dan karakteristik massa air di
Muara Sungai Musi.
Bagian kedua dari disertasi ini mencoba menjelaskan bagaimana variasi
temporal distribusi salinitas serta pengaruhnya terhadap zonasi mangrove yang ada
di estuari Banyuasin. Pola sebaran salinitas menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata di kedua sungai yang bermuara ke Estuari Banyuasin. Muara Sungai
Banyuasin didominasi oleh kondisi perairan yang memiliki salinitas lebih tinggi
(polihalin hingga euhaline) dengan stratifikasi tercampur sebagian yang bersifat
permanen, sedangkan MSM dengan nilai salinitas yang lebih rendah menyebabkan
dominannya kondisi oligohalin hingga polihalin dengan stratifikasi yang terbentuk
didominasi baji garam. Pada periode musim Timur stratifikasi yang terjadi di MSM
berubah menjadi tercampur sebagian akibat meningkatnya masukan air dari laut ke
mulut sungai. Kondisi lingkungan yang berbeda pada kedua muara sungai
menyebabkan vegetasi mangrove yang ditemukan selama penelitian menunjukkan
zonasi yang cenderung berbeda. Vegetasi di MSM didominasi oleh jenis-jenis yang
dapat beradaptasi dengan salinitas rendah ditunjukkan dengan dominannya N.
fructican dan S. Caseolaris. dan kondisi berbeda dijumpai di muara Sungai
Banyuasin yang didominasi A. marina dan R. Apiculata.
Bagian ketiga dari disertasi ini membahas terkait distribusi sedimen, laju
sedimentasi, perubahan garis pantai dan pengaruhnya terhadap perubahan
mangrove yang terjadi di daerah yang mengalami sedimentasi. Total perubahan
garis pantai akibat adanya abrasi pada periode 1989 – 2019 di Estuari Banyuasin
adalah sebesar 327,92 Ha. Sedangkan besarnya perubahan akibat akresi di Estuari
Banyuasin pada periode yang sama adalah sebesar 2.012,33 Ha. Besarnya
penambahan garis pantai yang terjadi akan diikuti oleh penambahan luasan
mangrove, dimana 88,38 % dari total luas penambahan wilayah baru di Estuari
Banyuasin merupakan area mangrove.
Collections
- DT - Fisheries [726]