Model evaluasi ketahanan pangan rumahtangga petani
View/ Open
Date
2001Author
Baliwati, Yayuk Farida
Suratmo, Gunarwan
Notodiputro, Khairil A
Tjondronegoro, SPM
Khomsan, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
revalensi gizi kurang di pedesaan (26,9 %) relatif lebih tinggi daripada prevalensi di perkotaan (21,8 %). Keadaan gizi masyarakat disebabkan antara lain oleh ketidakcukupan konsumsi pangan. Kondisi tersebut mengisyaratkan perlu adanya penilaian dan upaya peningkatan ketahanan pangan rumahtangga terutama petani. Ketahanan pangan rumahtangga petani perlu mendapat perhatian serius karena mempunyai ni1ai strategis dalam mendukung terselenggaranya pembangunan nasional yang berkelanjutan serta merupakan indikator penting keberhasilan pembangunan karena mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sekitar 51,6 % rumah tangga di Indonesia menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Rumahtangga petani tersebut termasuk kelompok rawan pangan baik secara ekonomis maupun ekologis.
Ketahanan pangan rumahtangga sangat tergantung pada akses terhadap sumberdaya yang ditunjukkan oleh kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, pelayanan umum dan dukungan sosial. Akses tersebut dapat ditingkatkan antara lain melalui pembangunan pertanian dan pedesaan yang memperhatikan dimensi kesadaran ekologi dan penguasaan teknologi yang ramah lingkungan. Pengembangan pertanian merupakan bagian dari pemecahan masalah lingkungan.
Ketahanan pangan merupakan rangkaian ti.ga komponen utama yaitu ketersediaan dan stabilitas pangan (food availability and stabilityj, kemudahan memperoleh pangan (food accessibility) dan pemanfaatan pa.-igan (food utilization). Oleh karena itu ketahanan pangan rumahtangga petani dapat dipahami berdasarkan sistem pangan dan gizi. ..dst