| dc.description.abstract | Rantai pasok dalam penelitian ini membahas komoditas cabai merah yang
berasal dari para petani cabai merah. Permasalahan yang terjadi selama ini
pembentukan harga cabai biasanya dibentuk di tingkat pedagang besar. Hal ini
terjadi karena melalui jaringannya, pedagang besar memiliki kemudahan untuk
memperoleh informasi yang menyangkut situasi penawaran dan permintaan.
Penyebab lain terjadinya distorsi harga adalah permainan beberapa kelompok
usaha yang memiliki kekuatan untuk mengontrol harga dan pasar. Para pedagang
besar dapat menahan stok komoditas mereka atau melepaskan stok komoditas yang
mereka miliki untuk mempengaruhi pembentukan harga komoditas secara sepihak.
Dari sisi pasar, secara empiris diperoleh kenyataan bahwa struktur pasar hasil
pertanian terutama komoditas hortikultura cenderung oligopolistik, sehingga petani
selaku produsen selalu memiliki posisi tawar yang relatif lebih lemah. Masalah lain
di antara petani-pedagang muncul dalam rantai pasokan cabai termasuk posisi tawar
petani yang lemah; komitmen terbatas petani untuk menyediakan pasokan yang
konsisten karena perubahan harga; dan penundaan pembayaran. Hal-hal tersebut di
atas disebabkan karena tidak adanya transparansi data terkait jumlah produksi, stok
produksi, dan kebutuhan konsumen yang menggambarkan kondisi sebenarnya. Hal
ini menjadi komoditi permainan harga di antara para pedagang besar dan tengkulak,
sehingga para petani dan konsumen menjadi korban.
Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat menyediakan transparansi
data dan informasi dengan cepat, aman, dan terpercaya secara real time. Teknologi
Blockchain dapat memberikan solusi pada permasalahan tersebut. Blockchain
berperan sebagai buku besar dimana transaksi yang terdesentralisasi dan melalui
jaringan peer to peer. Dalam buku besar itu informasi yang sudah masuk dalam
blockchain tidak mudah untuk dimanipulasi sehingga transparansi akan terjadi.
Tiap transaksi dimasukkan ke dalam blok dan setiap blok saling terhubung antara
satu dengan yang lainnya sehingga menciptakan rantai yang tidak dapat diubah.
Sebuah blok terdiri atas informasi transaksi saat ini dan hash (kode unik) dari blok
sebelumnya. Hash kriptografi mengubah data yang diinput menjadi rangkaian kode
unik yang dapat mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan. Pengembangan
sistem terdesentralisasi berbasiskan blockchain dapat diintegrasikan dengan smart
contract sebagai perangkat lunak yang terotomatisasi. Smart contract disimpan
dalam blockchain yang tersebar di setiap node dan hasil dari smart contract
berbentuk respon data yang diperlukan secara otomatis.
Tujuan utama penelitian ini adalah merancang model sistem traceability pada
rantai pasok komoditas cabai merah berbasis teknologi blockchain. Dalam sistem
traceability berbasis blockchain yang berperan penting adalah ketersediaan
informasi produk terkait. Informasi tersebut diperoleh dimulai pada saat panen dan
penanganan komoditas setelah panen, oleh sebab itu perlu untuk : i) Merancang
model framework penanganan komuditas cabai merah pada saat sesudah panen
untuk menjadi inputan informasi pada sistem traceability rantai pasok komuditas
cabai merah yang akan dibuat dan ii) Merancang model prototype yang merupakan
implementasi sistem traceability pada rantai pasok komoditas cabai merah. Sistem
traceability ini akan membuat transparansi pada rantai pasok cabai merah sehingga
harga terbentuk berdasarkan kondisi supply-demand yang sebenarnya. dst ... | id |
