Evaluasi Respons Fisiologis dan Kinerja Pertumbuhan Puerulus Lobster Pasir Panulirus homarus dengan Warna Wadah, Selter dan Dosis Kalsium berbeda
Date
2023-03Author
Lesmana, Dudi
Supriyono, Eddy
Widanarni, Widanarni
Nirmala, Kukuh
Jusadi, Dedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan budidaya lobster di Indonesia telah dilakukan namun belum berkembang, hanya 12 provinsi yang telah melakukan kegiatan budidaya lobster baik pendederan maupun pembesaran. Adapun kendala utama belum berkembangnya kegiatan budidaya lobster di Indonesia adalah rendahnya kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang diakibatkan oleh tingginya tingkat stres. Faktor lingkungan yang tidak mendukung seperti ketidaksesuaian warna wadah, selter dan kekurangan kalsium diduga penyebab tingkat stres yang tinggi yang selanjutnya akan menganggu kinerja pertumbuhan lobster pasir. Kondisi pemeliharaan puerulus sistem indoors memerlukan kondisi lingkungan sesuai habitat aslinya. Ketidaksesuaian warna wadah diduga akan mengurangi kemampuan lobster dalam mendeteksi pakan pada habitat alaminya. Warna wadah dapat menjadi pemicu stres dengan mempengaruhi perilaku, preferensi habitat dan laju metabolisme krustasea. Lobster memiliki sifat yang agresif dan kanibal pada saat molting sehingga perlu tempat untuk berlindung. Penggunaan selter yang diadaptasi dari tingkah laku lobster di alam yang cenderung sering bersembunyi di batu, liang-liang, dan karang, diharapkan dapat menekan kanibalisme. Berkurangnya ketersediaan makro-mineral seperti kalsium diduga akan menganggu proses molting, karena kalsium banyak diserap dan digunakan selama molting yang merupakan proses penting untuk pertumbuhan krustasea.
Keberhasilan molting dan peningkatan kinerja pertumbuhan adalah respons adaptif dari puerulus terhadap faktor lingkungan seperti warna wadah, selter dan dosis kalsium optimum. Tujuan umum penelitian ini adalah mengevalusi respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan puerulus lobster pasir yang dipelihara dengan warna wadah, selter dan dan dosis kalsium yang berbeda. Penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) preferensi puerulus lobster pasir terhadap warna wadah berbeda; 2) evaluasi respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan puerulus lobster pasir yang dipelihara pada warna wadah berbeda; 3) evaluasi respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan puerulus lobster pasir yang dipelihara pada selter berbeda dan 4) evaluasi respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan lobster pasir yang dipelihara dengan dosis kalsium berbeda.
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui preferensi puerulus lobster pasir terhadap warna wadah yang berbeda. Pada tahap ini, pergerakan lobster menuju warna yang disukai diamati selama 30 menit sekali selama 24 jam. Frekuensi pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Ada 6 warna wadah yang digunakan pada penelitian ini yaitu warna wadah merah, hitam, hijau, biru, kuning dan putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puerulus lobster pasir memiliki preferensi yang tinggi terhadap warna wadah merah sebesar 34 persen pada pagi hari dan 28 persen pada malam hari.
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan puerulus lobster pasir yang dipelihara dengan warna wadah berbeda. Wadah yang digunakan berupa akuarium sebanyak 12 buah dengan dimensi 100 x 50 x 50 cm3 yang telah ditempel sticker scotlight berwarna merah, hitam dan biru. Kepadatan puerulus selama pemeliharaan adalah 25 ekor akuarium-1. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap empat perlakuan tiga ulangan, terdiri atas warna wadah merah, hitam, biru dan transparan (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna wadah merah mampu menghasilkan tingkat kelangsungan tertinggi dan tingkat stres yang rendah yaitu tingkat kelangsungan hidup 81,33 ± 2,31%, nilai total haemocyte count 7,05 ± 0,68 x 106 sel mL-1, SGPT 4,10 ± 0,66 U L-1, SGOT 4,46 ± 1,55 U L-1, ALP 192,60 ± 1,75 U L-1, total kolesterol 207,2 ± 3,36 mg dL-1, total protein 4,39 ± 1,04 g dL-1, glukosa hemolim 94,5 ± 2,05 mg dL-1. Warna wadah merah mampu menghasilkan kecerahan relatif tertinggi yaitu 108,31 ± 0,98 % kontrol pada bagian abdomen dan 425 ± 5 % kontrol pada bagian cephalotorax.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi preferensi, respons fisiologis dan kinerja pertumbuhan puerulus lobster pasir yang dipelihara dengan selter berbeda. Pada tahap ini, pengamatan preferensi meliputi pergerakan puerulus menuju lubang selter diamati pada pagi hari, siang hari dan malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puerulus lobster pasir memiliki preferensi yang tinggi terhadap selter batako kotak sebesar 67,11 persen pada pagi hari, 72,89 persen pada siang hari dan 74,22 persen pada malam hari. Selter batako kotak mampu menghasilkan kinerja pertumbuhan tertinggi yaitu pertumbuhan bobot mutlak sebesar 1,05 ± 0,16 g dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 5,29 ± 0,31 % hari-1, SGPT 18,37 ± 0,34 U L-1, SGOT 15,36 ± 6,07 U L-1, total trigliserida 171, 30 ± 27,2 mg dL-1, total kolesterol 249,78 ± 71,3 mg dL-1, total protein 6,71 ± 0,24 g dL-1, glukosa hemolim 27,61 ± 0,44 mg dL-1.
Penelitian tahap keempat bertujuan mengevaluasi respons fisiologis dan kinerja produksi puerulus lobster pasir yang dipelihara dengan dosis kalsium yang berbeda. Pemberian perlakuan kalsit dilarutkan dalam air akuarium sesuai dosis perlakuan, kemudian dibiarkan selama dua hari sebelum hewan uji masukan ke dalam akuarium. Pemberian perlakuan kalsit hanya diberikan sekali pada awal penelitian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dosis kalsium berbeda yaitu 0, 20, 40 dan 60 mg L-1 CaCO3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dosis kalsium 40 mg L-1 mampu menghasilkan kinerja pertumbuhan tertinggi yaitu pertumbuhan bobot mutlak sebesar 0,64±0,08 g dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 62,22±0,64 %, AST 927,10 ± 0,32 U L-1, ALT 196,72 ± 0,16 U L-1, ALP 79,69 ± 3,18 U L-1 , 30 ± 27,2 mg dL-1, total kolesterol 249,78 ± 71,3 mg dL-1, total protein 37,80 ± 3,14 g dL-1, glukosa hemolim 37,80 ± 0,49 mg dL-1, glikogen 3,89 ± 0,17 mg dL-1, MDA 0,68 ± 0,02 mikromol L-1.
Berdasarkan hasil dari seluruh tahap penelitian dapat disimpulkan puerulus memiliki preferensi yang tinggi terhadap warna wadah merah dan selter batako kotak. Warna wadah merah mampu menghasilkan kinerja pertumbuhan tertinggi yaitu tingkat kelangsungan hidup 81,33 ± 2,31%. Selter batako kotak mampu menghasilkan kinerja pertumbuhan tertinggi yaitu pertumbuhan bobot mutlak 1,05 ± 0,16 g dan laju pertumbuhan spesifik 5,29 ± 0.31 % hari-1. Penambahan dosis kalsium 40 mg L-1 mampu menghasilkan kinerja pertumbuhan tertinggi yaitu pertumbuhan bobot mutlak 0,64 ± 0,08 g dan tingkat kelangsungan hidup 62,22 ± 0,64 %.
Collections
- DT - Fisheries [725]