Struktur Massa Air dan Estimasi Pencampuran Turbulen di Perairan Sangihe-Talaud, Laut Sulawesi dan Laut Sulu
Abstract
Perairan Sangihe-Talaud dan Sulawesi (STS) sebagai bagian dari pintu masuk utama ITF yang membawa massa air Pasifik Utara dengan salinitas maksimum dan Laut Sulu yang merupakan bagian dari sirkulasi (SCSTF) yang membawa massa air hangat dan segar dari Laut Cina Selatan; keduanya terhubung dan terjadi percampuran dua massa air lautan yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan struktur, distribusi dan transformasi massa air, serta perkiraan percampuran turbulen di area tersebut. Menggunakan data CTD observasional dari SEAFDEC, STOKAS dan INDOMIX Cruise. Estimasi pencampuran turbulen dilakukan menggunakan Metode Thorpe yang diperbarui dengan mempertimbangkan laju disipasi energi kinetik turbulen latar Garret-Munk. Massa air didominasi oleh (NPSW) dengan Smax di lapisan termoklin dan (NPIW) dengan Smin di lapisan antara yang terdapat di perairan STS, serta (SLW) dan (NPIW) di Laut Sulu dengan variasi salinitas yang berbeda di sepanjang aliran/jalur dan area tertentu. Distribusi laju disipasi energi kinetik turbulen (ε_(Th-GM)) dan difusivitas vertikal (K_(ρ Th-GM)) ditemukan kuat >10^(-7) m^2 s^(-3) dan >10^(-4) m^2 s^(-1) di area "near-field" yakni, topografi kasar dan dangkal, selat, perairan dangkal, jalur sempit di mana pasang surut internal dihasilkan, yang sumber energinya berada di dekat area pembangkitan, dan ditemukan lemah di “far-field” <10^(-9) m^2 s^(-3) dan <10^(-5) m^2 s^(-1) yang biasanya ditemukan di tengah lautan yang luas dan dalam, energi yang tersisa menyebar dan menghilang jauh dari area pembangkitan. Hot-spot pencampuran di bagian Laut Sulawesi memiliki nilai yang kuat, mulai dari 10^(-7)-10^(-6.5) m^2 s^(-3) dan 10^(-3) 〖-10〗^(-2) m^2 s^(-1)
Collections
- MT - Fisheries [3011]