Distribusi Spasial Pencemaran Merkuri di DAS Sungai Mempawah, Kalimantan Barat
Abstract
Kegiatan pertambangan emas skala kecil (PESK) yang banyak terjadi di
Kalimantan Barat menyebabkan pencemaran lingkungan khusunya air sungai
akibat penggunaan bahan merkuri dalam kegiatannya. Kandungan merkuri yang berasal dari kegiatan PESK dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum karena dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi kulit, gangguan organ hingga gangguan saraf dalam paparan jangka panjang, Sungai Mempawah merupakan salah satu sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan sumber makanan. Merkuri yang berasal dari kegiatan PESK dapat masuk ke dalam tubuh manusia secara kontak lansung dengan air yang tercemar atau tidak lansung dari ikan yang dikonsumsinya. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi perairan DAS Sungai Mempawah yang menjadi sumber air utama bagi masyarkat di Kabupaten Mempawah yang terpapar pencemaran mekuri akibat kegiatan pertambangan emas tanpa izin (PESK).
Penentuan titik sampling menggunakan metode purposive sampling dengan
jumlah titik sampling sebanyak 28 titik yang berada di daerah aliran sungai, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Pengambilan air sampel dilakukan dengan
menggunakan metode grab sample dengan mengambil air permukaan dengan kedalaman 50 cm menggunakan botol sampel lalu dimasukan kedalam cool box agar tidak terkontaminasi. Sampel air lalu dianalisis pada Laboratorium Pengujian Kualitas Air Pontianak untuk mengetahui kandungan logam berat terakumulasi (Hg) berdasarkan acuan No. 06-2462-1991 tentang metode pengujian kadar merkuri (Hg) dalam air dan air dengan atomisasi dingin spektrofotometer. Hasil kandungan merkuri lalu diintegrasikan dengan data lokasi pengambilan sampel lalu
dianalisis menggunakan metode interpolasi kriging pada ArcGis 10.4 untuk
mendapatkan hasil distribusi spasial pencemaran merkuri. Analisis gangguan
merkuri terhadap kesehatan masyarakat di Kabupaten Mempawah menggunakan data sekunder berupa data kesehatan pada tiga puskesmas yang berada di Kabupaten Mempawah. Data kesehatan tersebut dianalisis secara cross sectional dengan menghubungkan antara keadaan kesehatan masyarakat dengan jarak titik pencemaran pada ketiga puskesmas tersebut.
Hasil analisis distribusi spasial pencemaran merkuri menunjukkan bahwa
pesebaran pencemaran DAS Sungai Mempawah terpusat pada bagian tengah DAS Sungai Mempawah dengan kandungan merkuri berkisar 0,0002 mg/l – 0,0083 mg/l yang sudah melewati ambang batas yang ditentukan PP No. 22 tahun 2021. Bagian hulu dan hilir DAS Sungai Mempawah tidak tercemar merkuri karena titik kegiatan PESK hanya ada di bagian tengah DAS Sungai Mempawah. Analisis kesehatan masyarakat Kabupaten Mempawah menunjukkan terdapat 10 jenis penyakit dari ketiga puskesmas Kabupaten Mempawah yang berhubungan dengan terjadinya pencemaran merkuri. Illegal gold mining activities that often occur in West Kalimantan cause
environmental pollution, especially to the river due to mercury utilization from small gold mining activities. Mercury from small gold mining activities is a danger to people health who use water from the river because it can cause various diseases such as skin infection, organ disorders, and nervous disorders in long-term exposure.
Mempawah River is one of the rivers used by the community as a source of drinking water and food. Mercury from gold mining activities penetrates to the human body by direct contact with polluted water or indirectly from polluted fish consumption. General-purpose of this research was to analyze Mempawah Watershed's condition from mercury pollution due to illegal gold mining activities. Sampling point determination uses purposive sampling methods with 28 sampling points located in watershed, from upstream, middle stream and downstream. Sampling of water samples using grab sample methods by taking the top layer of a body of water by using a sample bottle. Water samples are analyzed at Pontianak Water Quality Testing Laboratory to determine the accumulation of heavy metal content (Hg) based on SNI No. 06-2462-1991 regarding the method of testing mercury (Hg) and wastewater using a cold steam SSA or Mercury Analyzer.
Mercury analysis results is integrated with location data sampling and then analyzed using the kriging interpolation method on ArcGis 10.4 to obtain the spatial distribution of mercury pollution in Mempawah Watershed. The analysis of mercury interference in public health in Mempawah uses a health report from three health centres in Mempawah. Health report data is analyzed by cross-sectional methods by connecting the state of public health with the distance from point contamination at three health centres.
The results of spatial distribution analysis of mercury pollution show that the
spread of pollution in Mempawah River Watershed is centred in the middle stream of Mempawah River Watershed with mercury content ranging from 0.0002 mg/l to 0.0083 mg/l. Mercury contamination in Mempawah River Watershed has passed the threshold determined by PP No. 22 of 2021. The upstream and downstream parts of Mempawah River watershed are not contaminated with mercury because the point of illegal gold mining activities is only in the middle stream of Mempawah River watershed. Public health analysis of Mempawah Regency shows that there are 10 types of diseases from the three health centres of Mempawah Regency which
are associated with mercury pollution.