Fluktuasi Konsentrasi PM2,5 dan Hubunganya Dengan Karakteristik Angin (Studi kasus: Jakarta Pusat)
Abstract
Masalah pencemaran udara merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh beberapa kota besar di dunia, salah satunya adalah Kota Jakarta. Peningkatan jumlah penduduk di Jakarta mengakibatkan peningkatan kegiatan konsumsi energi baik dari sektor transportasi, maupun industri, yang dapat mengakibatkan peningkatan emisi pencemar udara, salah satunya adalah partikulat halus PM2,5. Fluktuasi konsentrasi pencemar, selain dipengaruhi sumber emisi, juga dipengaruhi faktor meteorologi, salah satunya adalah angin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fluktuasi konsentrasi PM2,5 dan hubunganya dengan karakteristik angin dengan lokasi penelitian Jakarta Pusat. Data konsentrasi PM2,5 tahun 2019 dan 2020 didapatkan dari hasil pengukuran US Embassy (Jakarta Pusat), data angin menggunakan data ECMWF. Fluktuasi konsentrasi PM2.5 dan hubungannya dengan kecepatan angin dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji-t berpasangan sederhana dan package open air menggunakan metode windrose dan polar plot serta analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 memiliki puncak konsentrasi pada pagi hingga siang hari, menurun saat menuju sore hari dan kembali meningkat pada saat menuju malam hari. Fluktuasi PM2,5 bulanan secara keseluruhan menunjukkan peningkatan dari bulan Januari hingga mencapai puncaknya di bulan Juni, lalu mengalami penurunan hingga bulan Desember. Hubungan kecepatan angin dengan konsentrasi PM2,5 berkorelasi negatif -0,30 pada 2019 dan -0,31 pada 2020. Hubungan komponen zonal (Barat-Timur) dengan PM2,5 korelasi negatif dengan r sebesar -0,26 pada 2019 dan -0.31 pada 2020 dibandingkan dengan komponen meridional (Utara–Selatan) berkorelasi positif dengan r yang sebesar 0.21 dan 0.12. Berdasarkan hasil R2 komponen zonal memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap konsentrasi PM2,5¬ dengan R2 sebesar 13,90 % (2019) dan 15,03% pada 2020 dibadingkan dengan hasil R2 komponen meridional yang hanya sebesar 8,62% dan 9,52% The problem of air pollution is one of the problems faced by several big cities in the world, one of which is the city of Jakarta. An increase in the population in Jakarta has resulted in an increase in energy consumption activities from both the transportation and industrial sectors, which can result in an increase in air pollutant emissions, one of which is PM2.5 fine particulate matter. Fluctuations in pollutant concentrations, apart from being influenced by emission sources, are also influenced by meteorological factors, one of which is wind. This study aims to analyze fluctuations in PM2.5 concentrations and its relationship with the characteristics of the wind with the research location in Central Jakarta. PM2.5 concentration data In 2019 and 2020 obtained from the US Embassy (Central Jakarta) measurement results, wind data uses ECMWF data. PM2.5 concentration fluctuations and its relationship with wind speed were analyzed using descriptive statistics, simple paired t-test and open package air using the windrose method and polar plots as well as regression and correlation analysis. The results showed the concentration of PM2.5 has a peak concentration in the morning until noon, decreases towards the afternoon and increases again towards the evening. PM2.5 fluctuation The monthly as a whole showed an increase from January to reach a peak in June, then decreased until December. Relationship between wind speed and PM2.5 concentration negatively correlated -0.30 in 2019 and -0.31 in 2020. Relationship between the zonal (West-East) component and PM2.5 has negative correlation with r of -0.26 in 2019 and -0.31 in 2020 compared to the meridional component (North – South) which has a positive correlation with r of 0.21 and 0.12. Based on the results of R2 the zonal component has a greater influence on the PM2.5 concentration ¬ with R2 of 13.90 % (2019) and 15.03% in 2020 compared to the results of R2 meridional components which were only 8.62% and 9.52%.