Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Pengembangan Metode, Uji Daya Berkecambah, dan Mutu Setelah Simpan pada Benih Pisang Liar
Abstract
Daya kecambah yang rendah, tingginya tingkat keragaman pertumbuhan
kecambah, dan metode uji daya kecambah yang tidak ada menjadi kendala dalam
daya berkecambah biji pisang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari
mengenai karakterisasi morfologi dan anatomi benih pisang dari beberapa aksesi,
dan pengujian pengembangan metode uji daya berkecambah untuk mendapatkan
metode uji yang tepat dan mengetahui mutu benih pisang untuk mengetahui
viabilitas dan vigor benih yang telah disimpan. Penelitian terdiri atas empat
percobaan yaitu (1) karakterisasi morfologi dan anatomi benih beberapa aksesi
pisang liar, (2) penetapan pengamatan pertama (first count) dan pengamatan kedua
(final count) pada metode uji daya berkecambah benih pisang, (3) pengembangan
metode uji daya berkecambah lima aksesi benih pisang, dan (4) mutu benih pisang
aksesi Klutuk NTT dan Sumatrana setelah disimpan. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa Karakterisasi morfologi benih pisang SPN 001, LNT 001, DMS 001,
Microkarpa, SGR 001, Musa balbisiana aksesi Klutuk NTT, Musa acuminata
aksesi Sumatrana memiliki diameter benih berkisar antara 4-6.6 mm. Karakterisasi
anatomi benih pisang aksesi SPN 001, LNT 001, DMS 001, Microcarpa, SGR 001,
Musa balbisiana aksesi Klutuk NTT, dan Musa acuminata aksesi Sumatrana
memiliki bagian yaitu kulit benih, endosperm, embrio, mikrofil, integumen dalam
dan luar, chalazal, dan operkulum. Embrio benih pisang berbentuk huruf T terbalik.
Metode uji daya berkecambah benih pisang liar dilakukan dengan pengamatan
pertama hari ke-16 dan pengamatan kedua hari ke-26 setelah tanam. Metode uji
dengan cahaya penuh (100%) dan kelembaban media 70-90% pada aksesi SPN 001
dan LNT 001 menghasilkan daya berkecambah 70.80-88.80%. Metode uji dengan
cahaya rendah (50%) dan kelembaban media 90% pada aksesi Microcarpa, DMS
001, dan SGR 001 mengahasilkan daya berkecambah 4.00-42.40%. Mutu benih
pada peubah kadar air, daya berkecambah, indeks vigor, dan keserempakan tumbuh
pada aksesi Klutuk NTT mengalami peningkatan setelah disimpan dan pada aksesi
Sumatrana mengalami penurunan viabilitas benih setelah disimpan 41 bulan. Daya
berkecambah pada benih aksesi Klutuk NTT yang telah disimpan selama 41 bulan
sebesar 79.2% dan daya berkecambah pada benih aksesi Sumatrana yang telah
disimpan selama 5 bulan memiliki daya berkecambah sebesar 97.6%, sedangkan
benih yang telah disimpan selama 41 bulan sebesar 18%. Low germination, high variability of germination, and the absence of germination test methods are obstacles in banana seed germination. The purpose of this research is to learn about the morphological and anatomical characterization of banana seeds from several accessions, and test the development of germination test methods to obtain the proper test method and determine the quality of banana seeds to determine the viability and vigor of seeds that have been stored. The research consisted of four experiments, that is (1) morphological and anatomical characterization of seeds of several wild banana accessions, (2) determination of the first count and final count in the banana seed germination test method, (3) development of a germination test method for five banana seed accessions, and (4) quality of banana seeds of Klutuk NTT and Sumatrana accessions after storage. The results of the experiment showed that the morphological characterization of banana seeds SPN 001, LNT 001, DMS 001, Microcarpa, SGR 001, Musa balbisiana accession Klutuk NTT, Musa acuminata accession Sumatrana had a seed diameter ranging from 4-6.6 mm. Anatomical characterization of banana seed accessions SPN 001, LNT 001, DMS 001, Microcarpa, SGR 001, Musa balbisiana accession Klutuk NTT and Musa acuminata accession Sumatrana have parts namely seed coat, endosperm, embryo, microfil, inner and outer integument, chalazal, and operculum. The banana seed embryo is inverted T-shaped. The test method for germination of wild banana seeds was conducted with the first observation on the day 16 and the second observation on day 26 after planting. The test method with full light (100%) and 70-90% media humidity on accessions SPN 001 and LNT 001 resulted in germination of 70.80-88.80%. The test method with low light (50%) and 90% media humidity on accessions Microcarpa, DMS 001, and SGR 001 resulted in the germination of 4.00-42.40%. Seed quality in the variables of moisture content, germination, vigor index, and uniformity of growth in Klutuk NTT accession increased after storage and in Sumatrana accession decreased seed viability after 41 months of storage. The germination of Klutuk NTT accession seeds that have been stored for 41 months are 79.2% and the germination of Sumatrana accession seeds that have been stored for 5 months have a germination of 97.6%, while seeds that have been stored for 41 months are 18%.
Collections
- MT - Agriculture [3782]