Analisis Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut menggunakan Indikator Tinggi Muka Air di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi
Date
2023-02-07Author
Putri, Atfi Indriany
Syaufina, Lailan
Puspaningsih, Nining
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan salah satu isu lingkungan
yang menjadi perbincangan masyarakat setiap tahunnya, baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
kebakaran pada lahan gambut adalah tinggi muka air, hotspot, dan faktor iklim
terutama curah hujan. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove telah membentuk
Sistem Pemantauan Air Gambut (SIPALAGA) berbasis peralatan sensor di
lapangan untuk mengukur ketinggian air, namun pemanfaatan datanya masih
kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis hubungan antara
tinggi muka air, dan hotspot sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan, (2)
menganalisis hubungan antara tinggi muka air dan curah hujan, dan (3) membuat
model dan peta risiko kebakaran terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Wilayah
studi yang dipilih pada penelitian ini adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Provinsi Jambi.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS, pemetaan hotspot
dan tinggi muka air didukung oleh Arc Map GIS 10.5, dan pembuatan model serta
pemetaan risiko kebakaran menggunakan metode Composite Mapping Analysis.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki sebaran hotspot untuk Januari 2019 –
Desember 2021 sebanyak sekitar 916 hotspot. Uji korelasi hotspot dengan
ketinggian air diperoleh nilai korelasi sedang -0,408 dan P-Value 0,001, yang
menunjukkan bahwa hotspot dengan tinggi muka air memiliki hubungan negatif,
yang berarti bahwa tingginya nilai muka air akan diikuti dengan penurunan hotspot.
Adapun korelasi ketinggian muka air dengan curah hujan mendapat nilai korelasi
tinggi sebesar 0,705 dengan nilai P-Value sebesar 0,001 dan memiliki notasi positif,
yang artinya tingginya jumlah curah hujan akan diikuti dengan tingginya ketinggian
muka air.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi muka air gambut memiliki
kemungkinan yang baik sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan di kawasan
lahan gambut pada wilayah penelitian. Berdasarkan hasil analisis 5 subfaktor
lingkungan dan manusia, yaitu tutupan lahan, fungsi kawasan, jarak jalan, jarak
sungai, dan jarak saluran irigasi menunjukkan bahwa tinggi muka air kritis sebagai
indikator kebakaran adalah (-0,392) m. Nilai ini sangat sesuai dengan ambang batas
TMA dalam peraturan pemerintah tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut.
Collections
- MT - Forestry [1373]