Arahan Pemanfaatan Ruang untuk Permukiman di Pulau-Pulau Kecil Berbasis Daya Dukung Lahan
Date
2023-02-02Author
Herianto, Herianto
Barus, Baba
Siregar, Vincentius P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pulau-pulau kecil merupakan wilayah yang memiliki lahan terbatas namun
banyak yang dimanfaatkan manusia sebagai tempat bermukim. Keberadaan pulau
kecil sangat rentan terhadap ancaman bencana di tengah kebutuhan lahan yang
semakin meningkat. Salah satu ancaman bencana yang memiliki dampak serius
terhadap pulau-pulau kecil yaitu kenaikan permukaan air laut, bencana tersebut
disebabkan adanya pemanasan global yang dapat mempercepat pencairan gletser di
permukaan bumi yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang berdampak
terhadap ketersediaan lahan di pulau kecil. Ketersediaan lahan di pulau-pulau kecil
berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk menyebabkan kebutuhan lahan untuk permukiman semakin meningkat,
namun adanya peraturan tentang sempadan pantai dan pembatasan pemanfaatan
ruang membatasi ruang yang dapat dimanfaatkan penduduk di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil. Adanya permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu
dilakukan analisis daya dukung lahan sebagai dasar dalam menyusun arahan
pemanfaatan ruang untuk permukiman di pulau-pulau kecil secara baik.
Penentuan luas pulau dilakukan dengan metode konversi line to polygon,
sempadan pantai ditentukan dengan metode buffer. Kebutuhan lahan dihitung
berdasarkan kebutuhan lahan setiap individu dan dikalikan dengan jumlah
penduduk. Ancaman bencana gelombang ekstrim dan abrasi ditentukan dengan
menggunakan parameter hidro-oseanografi. Pengolahan data pasang surut
dilakukan dengan metode least square untuk menghasilkan nilai highest
astronomical tide (HAT), mean sea level (MSL), lowest astronomical tide (LAT).
Kenaikan muka air laut dihitung berdasarkan data pengamatan terdekat yang
diinterpolasi agar mendapatkan kenaikan muka air laut di lokasi kajian. Proyeksi
jumlah penduduk pada tahun 2050 dilakukan dengan metode aritmatika.
Penyusunan arahan pemanfaatan ruang menggunakan metode A’WOT.
Hasil penelitian menunjukan pada tahun 2021 lahan yang tersedia untuk
permukiman di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka seluas masing-masing 1,61 ha
dan 17,65 ha. Perhitungan panjang garis pantai yang berpotensi terdampak ancaman
gelombang ekstrim dan abrasi dengan tingkat ancaman tinggi di Pulau Panggang
dan Pulau Pramuka sepanjang 3,2 km dan 2,4 km. Pengolahan data pasang surut
menghasilkan nilai formzahl 5,66 masuk tipe pasang surut harian tunggal dengan
nilai highest astronomical tide (HAT) 1,85 m, mean sea level (MSL) 1,36 m, lowest
astronomical tide (LAT) 0,81 m. Luas Pulau Panggang dan Pulau Pramuka yang
berada di bawah HAT pada tahun 2050 yaitu seluas 7,53 ha dan 3,76 ha. Jumlah
penduduk Pulau Panggang dan Pulau Pramuka pada tahun 2050 diproyeksikan
sebanyak 6.511 jiwa dan 2.982 jiwa sehingga kebutuhan lahan untuk permukiman
pada tahun 2050 masing-masing yaitu 18,75 ha dan 8,59 ha. Arahan yang diberikan
yaitu mengoptimalkan potensi lahan dengan menjaga kelestarian pulau.
Collections
- MT - Agriculture [3682]