Efikasi Cookies Tempe Semangit untuk Pencegahan Bayi Lahir Stunting pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis di Lebak, Banten.
Date
2023Author
Kusumawaty, Nila
Sulaeman, Ahmad
Marliyati, Sri Anna
Laily, Noer
Metadata
Show full item recordAbstract
Masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia cukup mengkhawatirkan, seperti kematian, Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, berat badan lahir rendah dan stunting pada bayi. Masalah ini dapat diatasi dengan tindakan pencegahan dini selama masa kehamilan. Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil KEK sampai saat ini masih belum berkembang, baik dari aspek kelompok sasaran, jaminan mutu, serta kepraktisan dalam konsumsi maupun citranya. Penelitian dasar telah mengembangkan suatu produk baru berbahan dasar tepung tempe semangit sebagai salah satu alternatif makanan tambahan untuk ibu hamil KEK dengan teknik penepungan menggunakan oven dehydrator sehingga berpotensi sebagai makanan tambahan untuk ibu hamil untuk mencegah bayi lahir stunting.
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh cookies tempe semangit dalam memperbaiki status gizi ibu hamil KEK dan memperbaiki outcome kelahiran bayi. Sementara itu, tujuan khusus penelitian ini diantaranya: (1) mengembangkan cookies berbahan tempe semangit serta menganalisis kandungan gizi dan komposisi asam aminonya; (2) mengidentifikasi karakteristik ibu hamil KEK meliputi usia dan paritas ibu, serta karakteristik outcome kelahiran meliputi berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi; (3) menganalisis pengaruh intervensi cookies tempe semangit terhadap hemoglobin (Hb), kadar serum ferritin (SF), lingkar lengan atas (LiLA), dan berat badan ibu hamil KEK di Kabupaten Lebak; (4) menilai perbedaan outcome kehamilan (berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi) antara ibu hamil KEK yang mengonsumsi cookies kontrol dan cookies tempe semangit.
Penelitian ini dilakukan di tujuh wilayah puskesmas di Kabupaten Lebak, yaitu Puskesmas Warunggunung, Puskesmas Mandala, Puskesmas Cibadak, Puskesmas Baros, Puskesmas Kololet, Puskesmas Kalanganyar, dan Puskesmas Mekarsari. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pre-post control trial. Kriteria inklusi penelitian adalah ibu hamil KEK yang mengalami anemia dan berusia 16-35 tahun, dalam keadaan sehat, hamil tunggal, tidak mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan, tidak sedang menjalani pengobatan medis, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia menjadi subjek penelitian yang ditegaskan melalui persetujuan informed consent. Kriteria eksklusi adalah ibu hamil yang memiliki alergi khususnya terhadap telur dan kacang kedelai, menderita penyakit kronis, dan tidak bersedia menandatangani informed consent. Protokol penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik yang Melibatkan Subjek Manusia (IPB No. 500/IT3.KEPMSM-IPB/SK/2021).
Subjek yang terlibat dalam penelitian adalah 47 subjek kemudian dikelompokkan menjadi kelompok kontrol (n=22) dan kelompok tempe semangit (n=25). Intervensi dilakukan selama 90 hari dengan setiap hari subjek mengonsumsi satu bungkus cookies setara 30 g cookies/hari. Kandungan gizi dalam 100 gram cookies tempe semangit adalah 487,51±1,48 kkal energi; 16,01±0,01 gram protein; 28,61±0,21 gram lemak; dan 41,495±0,12 gram karbohidrat. Kandungan mineral kalsium (Ca), zat besi (Fe), dan seng (Zn) per 100 gram cookies tempe semangit secara berturut-turut adalah 126,283 ± 0,25 mg; 3,002 ±0,48 mg; dan 1,042 ±0,54 mg.
Berdasarkan tingkat kecukupan energi dan zat gizi, sebagian besar subjek pada kedua kelompok mengalami defisit energi dan protein. Lebih dari setengah subjek pada kedua kelompok memiliki asupan lemak yang berlebih dan seluruh subjek pada kedua kelompok memiliki asupan karbohidrat yang cukup. Tingkat kepatuhan konsumsi makanan tambahan subjek diukur setiap dua minggu menggunakan form kepatuhan, bungkus produk, dan penimbangan sisa produk. Tingkat kepatuhan konsumsi makanan tambahan pada kelompok kontrol lebih baik dibandingkan kelompok tempe semangit (p=0.000) dengan rata-rata persentase kepatuhan secara berturut-turut sebesar 90,1% dan 77,3%. Intervensi cookies tempe semangit selama 90 hari memberikan efek peningkatan berat badan pada ibu hamil, penurunan kadar SF, peningkatan ukuran LiLA, serta peningkatan kadar Hb secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Penurunan berat badan dialami subjek pada kelompok tempe semangit sebesar 0,17 kg, sebaliknya terjadi peningkatan berat badan pada kelompok kontrol sebesar 0,75 kg. Hasil analisis statistik karakteristik responden, yaitu usia, paritas, IMT, LiLA, kadar Hb, kadar SF, serta outcome kelahiran meliputi berat badan bayi, panjang badan lahir, lingkar kepala bayi tidak berbeda nyata antara kelompok kontrol dan kelompok tempe semangit (p>0,05). Penurunan kadar SF terjadi pada kelompok kontrol sebesar 11,62 g/dL dan pada kelompok tempe semangit terjadi penurunan yang tidak signifikan (p>0,05) sebesar 27,65 g/dL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia subjek pada kedua kelompok berkisar pada 19 hingga 35 tahun, dengan kisaran usia gestasi 27 hingga 28 minggu. Jenis pekerjaan suami yang paling dominan adalah buruh dan jenis pekerjaan subjek yang paling dominan adalah ibu rumah tangga. Pendapatan keluarga per bulan subjek berkisar pada Rp3.250.000,00 hingga Rp4.000.000,00 dengan mayoritas subjek tergolong miskin. Pengeluaran keluarga per bulan berkisar antara Rp1.000.000,00 hingga Rp.1.900.000,00. Ukuran LiLA subjek pada kedua kelompok berkisar antara 21,61 hingga 22,86 cm. Status gizi subjek pada kedua kelompok terkategori underweight dan normal (IMT 20,29 hingga 21,14 kg/m2). Hampir setengah dari subjek mengalami anemia (kadar Hb 11,61 hingga 11,45 mg/dL). Konsentrasi SF pada kedua kelompok subjek berkisar antara 54,81 hingga 82, 46 µg/L.
Hasil ANCOVA dengan mengoreksi peubah perancu, menunjukkan bahwa pemberian makanan tambahan tidak memberikan pengaruh signifikan (p>0,05) pada indikator status gizi subjek (berat badan dan LiLA), sedangkan faktor kovariat yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan subjek adalah pertambahan usia subjek, usia gestasi, IMT sebelum hamil, berat badan pra-hamil, berat badan sebelum intervensi, serta asupan energi dan protein. Hasil ANCOVA terhadap pertambahan berat badan subjek tidak ada yang signifikan (p>0,05), sedangkan data peningkatan LiLA tidak terdistribusi normal sehingga tidak dilanjutkan uji ANCOVA.
Collections
- DT - Human Ecology [564]