Induksi Kalus Vanili (Vanilla planifolia Andrews) var. Sovania Agribun secara In Vitro
Date
2023Author
Nafisah, An'nisa Zahro
Ratnadewi, Diah
Hadipoentyanti, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Vanili merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Penyakit
busuk batang vanili (BBV) yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp.
vanillae kerap menjadi masalah utama dalam pembudidayaan vanili. Pengadaan
varietas unggul seperti Vanilla planifolia var. Sovania Agribun menjadi salah satu
upaya dalam pengendalian BBV. Untuk mendukung ketersediaan bahan tanamnya,
stek batang dapat dilakukan, namun cara tersebut membutuhkan waktu lama dan
bahan induk yang banyak. Kultur jaringan dapat menjadi metode perbanyakan
tanaman yang dapat dipilih. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode induksi
kalus organogenik yang sesuai untuk pertumbuhan eksplan vanili menggunakan
kombinasi zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Perlakuan kombinasi 2,4-D
dan BAP berbagai konsentrasi, dengan eksplan pucuk apikal, buku ke-1, dan buku
ke-2 digunakan dalam penelitian ini. Penelitian disusun menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 9 ulangan untuk setiap perlakuan, pada masing-masing
sumber eksplan. Kalus mulai tumbuh pada minggu ketiga hingga ketujuh setelah
kultur. Persentase pembentukan kalus sebesar 66,67% dihasilkan dari buku ke-1
yang dikulturkan dalam media MS dengan perlakuan 1,0 mg/L
2,4-D + 0,5 mg/L BAP. Kalus yang terbentuk bertekstur remah dengan warna putih hingga putih-kekuningan, serta tekstur kompak dengan warna kuning.
Kata kunci: 2,4-D, BAP, perbanyakan tanaman, toleran busuk batang. Vanilla is a plant that has high economic value. Vanilla stem rot disease
(SRD) due to Fusarium oxysporum f.sp. vanillae is a major constraint to vanilla
production in Indonesia. Procurement of superior varieties such as Vanilla
planifolia var. Sovania Agribun is one of the efforts to control SRD. To provide a
sufficient number of planting materials, stem cutting can be done but it requires
extensive time and mother plant sources. In vitro culture techniques is an alternative
for plant propagation. This study aimed to obtain a suitable method for an optimal
organogenic callus induction using combinations of auxin and cytokinin. Treatment
combinations of 2,4-D and BAP at various concentrations were applied on apical
shoot, the first node, and the second node explants. The experiment was arranged
using a completely randomized design (CRD) with 9 replications for each treatment
for each explant source. Callus began to grow in the third to seventh week after
culture. The first node explants showed better callus initiation, with 66,67% of
explants forming callus when cultured on MS with 1,0 mg/L
2,4-D + 0,5 mg/L
BAP. The callus had friable, white to yellowish-white in color, and yellow compact
textures.
Keywords: 2,4-D, BAP, plant propagation, tolerant to stem rot.
Collections
- UT - Biology [2065]