Alokasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Perairan Pendeglang, Banten : Menuju perikanan tangkap yang terkendali
Abstract
Fenomena lebih tangkap di perairan pantai adalah masalah yang kompleks, disebabkan oleh tingginya konsentrasi alat tangkap yang beroperasi di suatu wilayah. Hal ini dicirikan dengan penggunaan beraneka ragamnya jenis alat tangkap ikan. Oleh karena itu usaha yang tepat diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut dan mencari model alternatif yang dapat mengelola dan mengontrol usaha perikanan dengan beraneka ragamnya jenis alat tangkap di suatu wilayah Penelitian ini bermaksud untuk mengoptimalkan jumlah unit penangkapan ikan yang diperbolehkan beroperasi di suatu wilayah. Khususnya penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu : (1) seleksi unit penangkapan ikan berdasarkan aspek teknis, biologi, ekonomi dan sosial (2) menentukan alokasi unit penangkapan ikan pelagis kecil (3) prakiraan dampak alokasi unit penangkapan ikan pelagis kecil terhadap perubahan faktor kendala. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang dikelilingi oleh 230 km panjang garis pantai mulai dari Pasauran di bagian Utara sampai Muara Binuangeun di bagian Selatan. Metode Multi Criteria Analisis (MCA) digunakan dalam peneltian ini untuk melakukan seleksi unit penangkapan ikan dan untuk menduga keunggulan pengoperasian alat tangkap (gillnet, bagan, pancing, payang dan purse seine). Keunggulan masing-masing alat tangkap berdasarkan empat aspek yaitu teknis, biologi, ekonomi, sosial dan gabungan antara keempat aspek tersebut. Sedangkan Linier Goal Programming (LGP) digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan alokasi optimum unit penangkapan ikan dalam wilayah penelitian. Simulasi dilakukan untuk memahami sejauh mana kegiatan penangkapan ikan dapat menghasilkan keuntungan bagi nelayan dan pemerintah daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis terhadap lima jenis alat tangkap yang dioperasikan untuk menangkap ikan pelagis kecil di wilayah penelitian, berdasarkan penggabungan empat aspek, alat tangkap yang lebih unggul adalah purse seine kemudian diikuti oleh payang, bagan, gillnet dan pancing. Simulasi juga memberikan kesimpulan bahwa kondisi terbaik kegiatan penangkapan ikan dapat dicapai ketika jumlah alat tangkap yang beroperasi pada kondisi optimum di wilayah penelitian dengan jumlah 242 unit gillnet, 215 unit pancing, 77 unit payang, 32 unit purse seine dan 272 unit bagan. Kondisi optimum ini menghasilkan keuntungan nelayan mencapai Rp 56.457.581.110 dari pendapatan kotor sebesar Rp 236.019.358.300 serta pengeluaran sebesar Rp 179.561.777.189. Selain itu, kondisi optimum mampu menyerap tenaga kerja hingga 5.410 orang dengan Pendapatan Asli Daerah mencapai Rp 7.080.580.749. per tahun. Kata kunci : unit penangkapan ikan, ikan pelagis kecil, optimum.
Collections
- MT - Fisheries [2935]