Pecah Buah pada Melon (Cucumis melo L.) dengan Budidaya Sistem Hidroponik.
Date
2023Author
Ajitama, Trio Fanny
Susila, Anas Dinurrohman
Suwarno, Willy Bayuardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Melon (Cucumis melo L.) merupakan komoditas hortikultura dengan
permintaan terhadap kebutuhan ekspor yang tinggi dan sering dibudidayakan
karena memiliki rasa enak dan mempunyai banyak kandungan gizi yang baik untuk
kesehatan. Namun, penurunan kualitas dapat terjadi jika buah yang dibudidayakan
mengalami pecah atau retak. Hal ini berdampak terhadap menurunnya kualitas
secara penampilan sehingga tidak dapat dipasarkan. Oleh sebab itu diperlukan
penelitian untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menginduksi buah
melon agar terjadi pecah buah pada sistem hidroponik substrat serta mengkaji
pengaruh volume siram dan pangkas pucuk (topping) terhadap kejadian pecah buah
melon pada sistem hidroponik substrat. Karakter tanaman meliputi tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah bunga jantan, jumlah bunga
hermaprodit, luas daun, dan posisi buah. Karakter buah yaitu bobot buah, panjang
buah, diameter buah, tebal kulit, tebal daging buah, padatan total terlarut (oBrix),
dan kelunakan buah. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu rancangan tersarang dengan empat ulangan, menggunakan dua varietas melon
yaitu Alisha (V1) dan Glamour (V2). Faktor pertama adalah topping (T),
T1=dipangkas dan T2=tidak dipangkas. Faktor kedua adalah penyiraman (W), W1
= volume penyiraman 250 ml hingga panen dan W2 = volume penyiraman sesuai
fase pertumbuhan hingga panen. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan
analisis ragam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volume siram (watering)
dan pemangkasan pucuk (topping) ini tidak menyebabkan terjadinya pecah buah
secara langsung. Pemberian volume siram 250 ml sampai dengan panen
memberikan pengaruh terbaik pada varietas Glamour terhadap peubah tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, umur berbunga hermaprodit,
diameter buah dan ketebalan daging buah. Perlakuan topping hanya menunjukan
pengaruh nyata terhadap jumlah ruas umur 6 MST pada varietas Alisha. Melon (Cucumis melo L.) is a horticultural commodity with high demand for export needs and is often cultivated because it has a good taste and is nutritious. However, the fruit quality will decrease if it cracked and therefore could not be marketed. Hence, it is necessary to study the methods for inducing melon fruit to crack and understand the effect of water volume and toppings on fruit cracking in a hydroponic substrate system. Plant traits observed were plant height, stem diameter, number of leaves, number of internodes, number of male flowers, number of hermaphrodite flowers, leaf area, and fruit position. Fruit traits were fruit weight, fruit length, fruit diameter, skin thickness, flesh thickness, total soluble solids ( oBrix), and fruit softness. The experimental design used in this study was a nested design with four replications, using two melon varieties, Alisha (V1) and Glamor (V2). The first factor is the topping (T), T1=trimmed and T2=untrimmed. The second factor is watering (W), W1 = volume of watering 250 ml until harvest, and W2 = volume of watering according to growth phase until harvest. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results of this study indicated that watering and topping did not cause fruit cracking directly. Applying a volume of 250 ml water volume until harvest produced the best effect on the Glamor variety on plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, hermaphrodite flowering age, fruit diameter, and fruit flesh thickness. The topping treatment only showed a significant effect on the number of internodes at 6 WAP on the Alisha varieties. Keywords: fruit cracking, drip irrigation, water volume, topping, varieties
Collections
- MT - Agriculture [3772]