Kesesuaian Karakteristik Oseanografi dan Ekosistem Pesisir pada Zona Pariwisata di Perairan Sendang Biru dan Pulau Sempu, Kabupaten Malang
Date
2023-01-24Author
Kusumaningrum, Ani
Nurjaya, I Wayan
Bengen, Dietriech Geoffrey
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi sumber daya Laut Indonesia yang sangat besar dengan segala
permasalahan dalam pemanfaatannya menjadikan perencanaan ruang laut sebagai
kunci dalam menentukan seberapa besar manfaat ekonomis dan ekologis yang akan
diperoleh. Pantai Wisata Sendang Biru dan Pulau Sempu di Kabupaten Malang
adalah zona pariwisata yang merupakan produk perencanaan ruang laut yang telah
ditetapkan beserta peraturan pemanfaatan ruang yang meliputi kegiatan
diperbolehkan, diizinkan dengan syarat maupun tidak diperbolehkan. Untuk
mengendalikan berbagai aktifitas yang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung maka perlu memetakan kondisi oseanografi, ekosistem dan kondisi
eksisting untuk mengoptimasi kesesuaian pemanfaatan ruang di zona pariwisata
Pantai Wisata Sendang Biru dan Pulau Sempu yang sudah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan yaitu data dari lokasi
penelitian melalui observasi, survey atau wawancara yang dilakukan pada bulan
Januari 2021. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kajian
terhadap laporan-laporan hasil penelitian dan hasil kegiatan di lokasi yang sama,
publikasi ilmiah, peraturan daerah, data dari instansi pemerintah, swasta maupun
lembaga swadaya masyarakat. Data yang diperoleh meliputi data oseanografi dan
ekosistem pesisir.
Karakter oseanografi di zona pariwisata Pantai Wisata Sendang Biru dan
Pulau Sempu memiliki kontur batimetri berkisar antara 0 – 29,91 m dengan
toprografi landai sampai dengan curam. Tipe pasang surutnya bertipe campuran
condong ke ganda dan berpengaruh terhadap pola arus di perairan ini. Kecepatan
arus berkisar antara 0,01 – 0,455 m/dtk. Pada saat arus pasang menuju surut arah
arus ke arah timur sedangkan pada saat surut menuju pasang arus ke arah barat.
Gelombang berasal dari Barat Laut pada musim barat dengan tinggi gelombang
berkisar antara 0,1 – 1,4 m. Perairan Sendang Biru (Selat Sempu) memiliki suhu
berkisar antara 28, 92 - 29,82 °C, salinitas berkisar antara 32,23 PSU - 32,98 dan
pH yang berkisar antara 8,69 – 9,05. Tutupan lifeform di Teluk Pantai Banyu Towo
yang berada di sisi Pulau Sempu didominasi dengan non living cover jenis Rock
dengan prosentase 55%, Sand 18%, Rubble 9%. dan living cover jenis Hard Coral
18 % Untuk lifeform hard coralnya terdiri dari Branching, Massive, Submassive,
Acropora Digitate dengan dominasi Branching, Massive karang sedangkan untuk
biota ditemukan beberapa jenis blue devil (Chrysiptera cyanea), lik-lik (Scolopsis
bilineata), kepe melano (Chaetodon melannotus), botana coklat (Ctenochaetus
striatus), keling kalong (Thalassoma lunare), ikan buntal duri (Cyclichthys
orbicularis), dan buntal lumut (Canthigaster compressa), angel koran (Centropyge
eibli), burung laut (Zebrasoma scopas), betok (Pomacentrus taeniometopon), dan
armang pelangi (Rhinomuraena quaesita). Ekosistem lamun yang ditemukan di
sekitar Pantai Banyu Towo berjenis Halophila minor dan Halodule pinifolia.
Berdasarkan analisis overlay dan perhitungan indeks kesesuaian kawasan di
zona pariwisata perairan Sendang Biru dan Pulau Sempu menunjukkan potensi luas
Kawasan Wisata yang dapat dimanfaatkan untuk wisata pantai, selam dan
snorkeling adalah 1,38 Ha, 7,302 Ha dan 11,154 Ha. Beberapa area pantai sesuai
dan sangat sesuai untuk aktivitas wisata pantai. Pantai Sendang Biru sesuai sebagai
wisata pantai sedangkan untuk wisata pesisir selam dan snorkeling walaupun secara
analisis dan indeks kesesuaian kawasan tidak sesuai untuk aktifitas wisata masal
namun di sekitar perairan Sendang Biru dan Pulau Sempu masih dapat
dimanfaatkan sebagai lokasi wisata selam dan snorkeling dengan mengusung
konsep ekowisata dalam rangka perlindungan sumber daya alam dan
pengembangan ilmu pengetahuan. The enormous potential of Indonesia's marine resources with all the problems
in their utilization makes marine spatial planning the key in determining how much
economic and ecological benefits will be obtained. Sendang Biru Tourism Beach
and Sempu Island in Malang Regency are tourism zones which are marine spatial
planning products that have been determined along with spatial utilization
regulations which include permitted, permitted or not permitted activities. To
control various activities in accordance with the carrying capacity, it is necessary
to maping oceanographic conditions, ecosystems and existing conditions as well as
for optimization the suitability of tourism zone based on oseanographic
characteristics and coastal ecosystems in Sendang Biru Waters And Sempu Island,
Malang Regency.
This study uses primary and secondary data types. Primary data is data
obtained directly in the field, namely data from research locations through
observations, surveys or interviews conducted in January 2021. While secondary
data is data obtained from studies of reports on research results and results of
activities in the same location, scientific publications, regional regulations, data
from government agencies, private sector and non-governmental organizations. The
data obtained include oceanographic data and coastal ecosystems.
Oceanographic characters in the tourism zone of Sendang Biru Beach and
Sempu Island have bathymetric contours ranging from 0 - 29.91 m with sloping to
steep topography. The tidal type is a mix tide prevailing semidiurnal and affects the
current pattern in these waters. Current speed ranges from 0.01 – 0.455 m/s. At low
tide, the current flows towards the east, while at low tide, the current flows towards
the west. The waves come from the Northwest in the west season with wave heights
ranging from 0.1 to 1.4 m. The waters of Sendang Biru (Sempu Strait) have
temperatures ranging from 28.92 - 29.82 °C, salinity ranging from 32.23 PSU -
32.98 and pH ranging from 8.69 to 9.05. Lifeform cover in Banyu Towo Beach Bay
on the side of Sempu Island is dominated by non-living cover of the Rock type with
a percentage of 55%, Sand 18%, Rubble 9%. and living cover Hard Coral 18 % For
the hard coral lifeform consisting of Branching, Massive, Submassive, Acropora
Digitate with Branching dominance, Massive coral while for biota found several
types of blue devil (Chrysiptera cyanea), Lik-lik (Scolopsis bilineata), butterfly
melano (Chaetodon melannotus), brown botana (Ctenochaetus striatus), bat rivet
(Thalassoma lunare), thorn pufferfish (Cyclichthys orbicularis), and moss puffer
(Canthigaster compressa), newspaper angel (Centropyge eibli), seabird
(Zebrasoma scopas), betok (Pomacentrus taeniometopon), and rainbow armang
(Rhinomuraena quaesita). The seagrass ecosystems found around Banyu Towo
Beach are Halophila minor and Halodule pinifolia.
Based on the overlay analysis and the calculation of the area suitability index
in the tourism zone of the Sendang Biru and Sempu Island, it shows the wide
potential of the tourist area that can be used for beach tourism, diving and
snorkeling is 1.38 ha, 7.302 ha and 11.154 ha. Some coastal areas are suitable and
very suitable for beach tourism activities. Sendang Biru Beach is suitable for beach
tourism spot, for coastal activities tourism, diving and snorkeling, even though the
analysis and suitability index of the area are not suitable for mass tourism activities,
around the waters of Sendang Biru and Sempu Island it can be used as a diving and
snorkeling tourism location, still carrying out the concept of ecotourism in the
context of protection of natural resources and development of science.
Collections
- MT - Fisheries [3011]