Uji Penanaman Direct Seeding Beberapa Jenis Benih Tanaman Kehutanan pada Media Campuran Lumpur Settling Pond dan Kompos
Date
2023Author
Pratama, Muhamad Ramdhanny
Mansur, Irdika
Rusdiana, Omo
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanah pucuk merupakan material yang memiliki fungsi penting dalam
kegiatan reklamasi lahan pascatambang. Tanah pucuk seringkali mengalami defisit
stok dikarenakan berbagai faktor di lapangan, sehingga dibutuhkan solusi yang
tepat guna dan hemat biaya untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yakni dengan mengadakan observasi lingkungan di sekitar
tambang dalam rangka mencari material yang berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pengganti tanah pucuk. Lumpur settling pond adalah salah satu
material limbah yang tersedia dan belum diteliti lebih lanjut mengenai karakteristik
dan manfaatnya. Penelitian ini menguji beberapa jenis tanaman kehutanan yaitu
akasia (Acacia mangium), johar (Senna siamea), sengon (Falcataria moluccana),
dan trembesi (Albizia saman) yang ditanam secara langsung (direct seeding) pada
media lumpur settling pond di persemaian dan di lapangan. Uji penanaman pada
media lumpur settling pond ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi potensi
pemanfaatan lumpur settling pond sebagai media tanam pengganti tanah pucuk.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik kimia dan fisika
lumpur settling pond, mengidentifikasi pengaruh pemberian kompos sebagai
campuran media lumpur settling pond terhadap parameter perkecambahan,
pertumbuhan, dan persen hidup bibit direct seeding di persemaian, mengidentifikasi
pengaruh pemberian kompos sebagai campuran media lumpur settling pond
terhadap parameter perkecambahan dan persen hidup bibit direct seeding yang
ditanam pada media campuran kompos dan lumpur settling pond di lahan
overburden, mengukur perkecambahan, pertumbuhan, dan persen hidup bibit direct
seeding yang ditanam pada media campuran kompos dan lumpur settling pond di
persemaian, serta mengukur perkecambahan dan persen hidup bibit direct seeding
yang ditanam pada media campuran kompos dan lumpur settling pond di lahan
overburden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumpur settling pond memiliki pH yang
alkalis, sehingga kandungan unsur hara makro maupun mikro pada lumpur ini
berada dalam keadaan terikat/tidak tersedia. Kandungan unsur makro primer seperti
unsur nitrogen tergolong sangat rendah, unsur fosfor tergolong sangat tinggi,
disertai dengan kandungan unsur kalium yang tinggi. Kandungan unsur mikro
sekunder dan makro sekunder lumpur settling pond tergolong sangat tinggi.
Lumpur settling pond memiliki cadangan bahan organik dan KTK yang rendah
Selain itu, lumpur settling pond memiliki kandungan unsur aluminium yang sangat
tinggi. Tekstur fisik lumpur settling pond didominasi oleh pasir. Lumpur ini
memiliki bobot isi dan porositas yang tergolong masih layak untuk dapat dijadikan
sebagai media tanam. Secara umum, pemberian kompos sebagai campuran media
lumpur settling pond secara signifikan berpengaruh positif terhadap parameter
perkecambahan, pertumbuhan, dan persen hidup bibit pada uji penanaman di
persemaian, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap parameter
perkecambahan dan persen hidup bibit pada uji penanaman di lahan overburden.
Hasil uji perkecambahan, pertumbuhan, dan daya hidup bibit direct seeding
pada media lumpur settling pond di persemaian menunjukkan bahwa respons ratarata persen berkecambah paling tinggi didapati pada bibit akasia, yaitu sebesar
38,9% pada perlakuan kompos 50%, sedangkan respons persen berkecambah
terendah ditemukan pada jenis johar, yakni hanya sebesar 1% atas pemberian
perlakuan kompos 0%. Respons laju perkecambahan tercepat ditemukan pada bibit
johar yakni selama 1 hari saja, laju perkecambahan paling lambat didapati pada
bibit trembesi yakni selama 11 hari. Respons persen hidup paling tinggi ditemukan
pada bibit akasia dan sengon yakni sebesar 100% pada perlakuan kompos 50%, lalu
pada bibit trembesi yaitu sebesar 100% atas pemberian perlakuan kompos 75% dan
25%. Persen hidup paling rendah ditemukan pada bibit sengon yakni sebesar 0%
tepatnya pada respons atas pemberian perlakuan kompos 0%. Respons rata-rata
tinggi bibit paling tinggi didapati pada bibit trembesi, yaitu pada respons atas
pemberian perlakuan kompos 75%, yakni sebesar 28,40 cm. Respons rata-rata
tinggi bibit terendah ditemukan pada bibit sengon, yakni pada respons atas
pemberian perlakuan kompos 0% yaitu sebesar 4,01 cm. Respons rata-rata diameter
batang terbesar ditemukan pada bibit trembesi yaitu sebesar 0,356 mm atas
pemberian perlakuan kompos 75%, sedangkan respons rata-rata diameter batang
terkecil ditemukan pada bibit akasia dan sengon yakni sebesar 0,100 mm atas
pemberian perlakuan kontrol atau kompos 0%, lalu pada bibit johar tepatnya pada
respons atas pemberian perlakuan kompos 25%. Respons rata-rata jumlah daun
paling banyak ditemukan pada bibit trembesi yakni sebanyak 13 helai daun atas
pemberian perlakuan kompos 75%, sedangkan rata-rata jumlah daun paling sedikit
didapati pada bibit sengon, yakni sebanyak 3 helai daun pada respons atas
pemberian perlakuan kompos 0%.
Hasil uji perkecambahan dan daya hidup bibit direct seeding pada media
lumpur settling pond di lahan overburden menunjukkan bahwa persen berkecambah
paling tinggi ditemukan pada bibit sengon, yaitu sebesar 81,58%, sedangkan persen
berkecambah terendah didapati pada bibit akasia, yakni sebesar 27,50%. Laju
perkecambahan paling cepat ditemukan pada bibit sengon, yakni selama 10-11 hari,
sedangkan laju perkecambahan paling lambat didapati pada bibit trembesi yang
membutuhkan waktu 18-22 hari untuk berkecambah. Bibit trembesi memiliki
persen hidup yang paling tinggi, yaitu sebesar 60%. Persen hidup paling rendah
ditemukan pada bibit akasia yakni hanya sebesar 5%
Collections
- MT - Forestry [1411]