Penilaian Keberlanjutan Sosial Industri Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera Utara: Studi Kasus PT X
Date
2023-01-19Author
Nasution, Zulfi Prima Sani
Mulatsih, Sri
Hania, Rahma
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah (1) menentukan indikator keberlanjutan sosial relevan yang dapat digunakan dalam menilai tingkat keberlanjutan sosial industri kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara; (2) menilai tingkat keberlanjutan sosial industri kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara, studi kasus di PT X.
Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup cradle to gate, yang difokuskan pada kegiatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) di unit kebun hingga ekstraksi minyak sawit (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dengan pemangku kepentingan mencakup pekerja, komunitas lokal dan pekebun rakyat sebagai aktor rantai nilai. Untuk menjawab tujuan penelitian, digunakan metode Social Life Cycle Assessment (SLCA) sesuai dengan panduan UNEP. Dalam menjawab tujuan pertama penelitian, penentuan indikator sosial relevan diawali dengan melakukan penyaringan indikator keberlanjutan sosial menurut standar keberlanjutan global, pedoman SLCA, standar keberlanjutan industri kelapa sawit dan publikasi ilmiah terdahulu terkait SLCA di sektor kelapa sawit. Selanjutnya, analisis hotspot sosial dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat risiko dampak dari setiap indikator sosial relevan yang telah ditetapkan, melalui pendekatan media coverage review dan penilaian pakar berdasarkan focus group discussion (FGD). Dalam menjawab tujuan kedua penelitian, dilakukan melalui inventarisasi siklus hidup sosial atau Social Life Cycle Inventory (SLCI) dan penilaian dampak siklus hidup sosial atau Social Life Cycle Impact Assessment (SLCIA). Pada tahap SLCI, disusun parameter kinerja dari masing-masing indikator sosial, selanjutnya pada tahap SLCIA dilakukan penyusunan skala penilaian dari masing-masing indikator sosial dengan merujuk kepada instrumen
hukum internasional, mencakup konvensi ILO terkait ketenagakerjaan, peraturan perundangan nasional, standar keberlanjutan industri kelapa sawit RSPO dan ISPO. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus di PT X, yang beroperasi di wilayah Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Berdasarkan temuan penelitian ini, diperoleh 22 indikator sosial yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan sosial industri kelapa sawit, khususnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini mengungkapkan, secara umum kegiatan operasional PT X
memiliki dampak sosial positif bagi para pekerjanya, dengan dicapainya kepatuhan pada sejumlah indikator sosial, meliputi “kerja paksa”, “kekerasan seksual”, “upah yang adil”, “hubungan kerja”, dan “pekerja anak”. Di sisi lain, kinerja sosial di bawah standar kepatuhan juga masih ditemukan pada beberapa indikator sosial, mencakup “kebebasan berserikat”, “kesehatan dan keselamatan kerja”, “jam kerja”, “tunjangan dan jaminan sosial”, dan “pelatihan dan pendidikan”. Ditinjau menurut posisi pekerjaan, kegiatan operasional PT X secara umum memiliki dampak sosial positif bagi para pekerjanya, kecuali pekerja pemeliharaan tanaman dan transportasi di unit kebun. Hal ini terutama dipengaruhi oleh status hubungan kerja mereka sebagai pekerja harian lepas, yang pada praktiknya mengakibatkan sejumlah masalah. Dalam kasus ini, status pekerja harian lepas menyebabkan hak- hak normatif pekerja pemeliharaan tanaman dan transportasi tidak dapat terpenuhi. Sementara itu, kegiatan operasional PT X memiliki dampak sosial positif bagi komunitas lokal di sekitarnya, dengan dipenuhinya standar kepatuhan pada indikator sosial “akses sumber daya materi dan non-materi” dan “pemukiman dan migrasi”. Namun pada saat yang sama, kegiatan operasional PT X juga memiliki kinerja sosial di bawah standar kepatuhan pada sejumlah indikator sosial, mencakup “kondisi hidup yang aman dan sehat”, “pelibatan masyarakat”, dan “tenaga kerja lokal”. Terakhir, kegiatan operasional PT X memiliki dampak sosial positif bagi pekebun koperasi mitranya, terutama dengan terpenuhinya standar kepatuhan pada sejumlah indikator sosial, meliputi “perdagangan yang adil”, “hubungan pemasok”, “pemenuhan kebutuhan dasar”, dan “akses jasa dan input”. Sementara dampak sosial negatif dengan kinerja sedikit di bawah standar kepatuhan hanya ditemukan pada indikator “distribusi kesejahteraan”.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]