Pengaruh Komunikasi Remaja-Orang Tua, Kontrol Diri, dan Tingkat Stres terhadap Penggunaan Internet Bermasalah
Date
2023Author
Hasanah, Raihan 'Ainun
Latifah, Melly
Krisnatuti, Diah
Metadata
Show full item recordAbstract
Internet telah dikenal sebagai teknologi digital yang membantu manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Penggunaan internet semakin dibutuhkan saat pembatasan kegiatan di luar rumah diberlakukan dan mewajibkan beberapa kegiatan dilakukan secara daring. Teknologi tanpa terbatas ruang dan waktu tersebut membuka peluang terjadinya perilaku penggunaan internet bermasalah (PIB) atau sebuah kondisi penggunaan internet secara berlebihan sehingga membawa dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. PIB membawa penggunanya hanyut dalam kehidupan maya dan melalaikan kehidupan nyata. PIB sendiri dapat disebabkan stres yang merupakan hal yang umum terjadi saat pembatasan kegiatan di luar rumah dilakukan sehingga perlu diketahui faktor diri dan keluarga pengguna internet guna menganalisis langkah preventif dari stres dan PIB selama pandemi Covid-19. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi remaja-orang tua, kontrol diri, dan tingkat stres terhadap PIB. Penelitian ini menggunakan desain eksplanatori dengan memanfaatkan kuesioner daring untuk mengumpulkan data di sekolah terpilih di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari-Maret 2022 dan melibatkan 233 remaja yang dipilih berdasarkan cluster random sampling. Data yang diambil adalah karakteristik remaja, karakteristik keluarga, komunikasi remaja-orang tua, kontrol diri, tingkat stres, dan PIB. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji deskriptif dan uji inferensia (uji korelasi, uji beda, structural equotion modelling/SEM). Rata-rata usia remaja yang terlibat dalam penelitian ini 16,62 tahun (SD=0,907; min–maks=15–18 tahun) dan lebih dari separuhnya perempuan (n=233; 62,7% perempuan). Rata-rata usia ayah adalah 48,26 tahun dan 84,1 persen terkategori dewasa madya (41–60 tahun). Rata-rata usia ibu adalah 44,21 tahun dan terkategori dewasa madya (69,5%). Proporsi terbesar dalam pendidikan ayah adalah lulusan SMA (55,4%) dan ibu lulusan SMA (53,2%). Proporsi terbesar pekerjaan ayah adalah pegawai swasta (36,5%) dan pedagang (26,2%) dan ibu sebagai ibu rumah tangga (82,0%). Sebanyak 53,6 persen remaja dari keluarga dengan ≤ 4 orang (keluarga kecil) dan 42,9 persen remaja berasal dari keluarga dengan pendapatan per kapita di bawah garis kemiskinan. Sebanyak 38,6 persen remaja berasal dari keluarga dengan pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan dan sisanya (18,5%) tidak menjawab besar pendapatan keluarga. Dilihat dari indeks total, proporsi terbesar keterbukaan komunikasi remajaorang tua adalah rendah dan sedang, yaitu sebesar 41,6 persen dan 35,2 persen. Ditinjau dari rata-rata indeks berdasarkan jenis kelamin, keterbukaan komunikasi remaja laki-laki dengan orang tua lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan (p<0,01). Proporsi terbesar indeks remaja total permasalahan komunikasi remaja-orang tua adalah rendah dan sedang, yaitu sebesar 67,4 persen dan 28,3 persen. Proporsi terbesar indeks kontrol diri remaja total berada dalam kategori rendah dan sedang, yaitu sebesar 48,1 persen dan 49,9 persen. Proporsi terbesar tingkat stres remaja total berada dalam kategori berat (29,6%) dan diikuti kategori sedang (24%) dan sangat berat (18,9%). Tingkat stres remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja lakilaki (p<0,05). Lebih dari tiga p remaja terskrining positif PIB, yaitu 78,5 Hasil analisis SEM (χ 2 persen . =466,63, df=265; pvalue =0,000; χ 2 erempat /df=1,76; RMSEA=0,057; CFI=0,95; TLI=0,95) keterbukaan komunikasi remaja dan kontrol diri berpengaruh signifikan negatif terhadap torang tua ingkat stres dan permasalahan komunikasi remajaorang tua berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat stres. Artinya, keterbukaan komunikasi remajaorang tua dan kontrol diri bisa menjadi faktor protektif yang mengurangi tingkat stres sedangkan permas alahan komunikasi menjadi faktor risiko yang meningkatkan tingkat stres yang dialami remaja. Adapun keterbukaan komunikasi remajaorang tua dan tingkat stres berpengaruh signifikan positif terhadap PIB dan kontrol diri berpengaruh signifikan negatif terhad ap PIB. Hal ini menandakan bahwa keterbukaan komunikasi remajaorang tua dan tingkat stres bisa meningkatkan risiko PIB. Kontrol diri bisa mengurangi PIB pada remaja. Tingkat stres menjadi mediator pengaruh permasalahan komunikasi dan kontrol diri terhadap PIB. Tingkat stres memiliki pengaruh terbesar terhadap PIB dan menjadi variabel mediator yang sempurna bagi permasalahan komunikasi , setidaknya dalam model yang telah diajukan. Oleh karena itu permasalahan komunikasi dan kontrol diri perlu disoroti agar r emaja bisa menurunkan tingkat stres sehingga selanjutnya bisa menurunkan PIB. Bagi orang tua, penting untuk membangun relasi yang positif dengan anak remaja sehingga remaja tidak mendapat respon yang buruk saat mencoba berkomunikasi dengan orang tua. Orang tua, remaja, dan lingkungan remaja juga perlu melatih kekuatan kontrol diri remaja. Penelitian berikutnya bisa menggali lebih dalam sumber stres remaja, kekuatan faktor diri remaja, maupun faktor komunikasi remajaorang tua yang dimungkinkan bisa menyedia solusi praktis bagi penggunaan internet bermasalah remaja.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]