Pemetaan Kerentanan Wilayah Pesisir Kabupaten Pangandaran Terhadap Kenaikan Muka Laut Menggunakan Pendekatan Coastal Vulnerability Index (CVI)
Date
2023Author
Maudhi, Richard Christopher
Arhatin, Risti Endriani
Gaol, Jonson Lumban
Metadata
Show full item recordAbstract
Fenomena kenaikan muka air laut mengancam keberlangsungan aktivitas
manusia di daerah pesisir seperti pariwisata, perikanan dan perdagangan yang
memberi nilai ekonomi. Wilayah pesisir selatan Jawa yang berhadapan dengan
Samudera Hindia diprediksi akan mengalami laju kenaikan muka laut sebesar 2 – 4
mm/tahun. Kabupaten Pangandaran yang berbatasan dengan wilayah Samudera
Hindia diperkirakan akan memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman kenaikan
muka laut. Penilaian kerentanan pesisir Kabupaten Pangandaran dilakukan
menggunakan metode Coastal Vulnerability Index (CVI) untuk mengetahui tingkat
kerentanan berdasarkan enam parameter, yaitu geomorfologi, elevasi, pasang surut,
tinggi gelombang signifikan, perubahan garis pantai dan laju kenaikan muka laut.
Kerentanan pantai dianalisis secara spasial menggunakan perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis spasial setiap parameter menunjukkan
bahwa secara umum geomorfologi Kabupaten Pangandaran tergolong kelas sangat
rentan (skor 5). Parameter elevasi didominasi oleh kategori kelas rentan (skor 4).
Tunggang pasang surut pesisir tergolong kelas sedang (skor 3). Parameter tinggi
gelombang signifikan termasuk kelas sangat rentan (skor 5). Perubahan garis pantai
tergolong dalam kategori sedang (skor 3). Laju kenaikan muka laut ditemukan
dalam kelas sangat rentan (skor 5). Berdasarkan enam parameter yang telah
disebutkan, pesisir Kabupaten Pangandaran cenderung rentan terhadap ancaman
kenaikan muka laut karena jumlah kelas rentan yang relatif lebih banyak. The phenomenon of sea level rise (SLR) threatens human activities such as
tourism, fisheries and trade that give economic value to coastal regions. The
southern coast of Java directly faces the Indian Ocean and sea levels are predicted
to rise by 2 - 4 mm/year. Pangandaran Regency’s coastal area was thought to have
a higher vulnerability towards SLR. Coastal vulnerability was determined with the
Coastal Vulnerability Index (CVI) method to compute levels of vulnerability based
on six parameters which are geomorphology, elevation, tidal range, significant
wave height (SWH), shoreline change and rate of SLR. Vulnerability of the coastal
area was analyzed using Geographic Information System (GIS) software. The
computation result show that the geomorphology of Pangandaran Regency was
very vulnerable (score 5). The elevation parameter was dominated by the vulnerable
category (score 4). The tidal range of the coastal region of Pangandaran Regency
was considered of moderate vulnerability (score 3). The SWH of the coastal region
was very vulnerable (score 5). On shoreline change, the coast was considered in
moderately vulnerable (score 3). Taking into account all six parameters, the coastal
area of Pangandaran Regency tends to be vulnerable against SLR due to the
relatively higher amount of the vulnerable class.