Analisis faktor-faktor yang memengaruhi laba P.T. Asuransi Takaful Keluarga
Abstract
Selama lima tahun terakhir industri asuransi telah menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini antara lain diindikasikan oleh meningkatnya jumlah kekayaan yang dikelola dan berhasil diperoleh perusahaan-perusahaan asuransi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana asuransi jiwa menunjukkan pertumbuhan yang sangat besar pada tahun 2007. Perkembangan kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia tidak terlepas dari kontribusi industri asuransi jiwa syariah. Sampai dengan akhir 2007, usaha asuransi jiwa syariah terus mencatat pertumbuhan. Meskipun Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, perkembangan produk-produk asuransi jiwa dengan prinsip syariah tidak sebaik di Malaysia. Salah satu produk asuransi jiwa syariah yang muncul dipelopori oleh P.T. Syarikat Takaful Indonesia yang berdiri pada tahun 1994, dengan anak perusahaan P.T. Asuransi Takaful Keluarga yang berkonsentrasi pada asuransi jiwa. P.T. Asuransi Takaful Keluarga merupakan perusahaan asuransi jiwa syariah yang pertama sekaligus yang terbesar di Indonesia. Pendapatan premi P.T. Asuransi Takaful Keluarga menguasai hampir setengah penerimaan premi total dari industri asuransi jiwa syariah secara keseluruhan. Namun besarnya pendapatan premi ini tidak diikuti dengan laba yang diterima perusahaan asuransi jiwa syariah tersebut. Laba usaha yang kecil ini disebabkan oleh beban usaha dibandingkan dengan pendapatan usahanya pada P.T. Asuransi Takaful Keluarga yang sangat besar. Hal ini mengindikasikan bahwa P.T. Asuransi Takaful Keluarga kurang efisien dalam menjalankan usahanya. Bila keadaan seperti ini terus terjadi, maka bisnis perusahaan ini bisa terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perkembangan laba P.T. Asuransi Takaful Keluarga, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi laba P.T. Asuransi Takaful Keluarga dan menganalisa pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap laba P.T. Asuransi Takaful Keluarga. Penelitian ini menggunakan analisis metode Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa nilai pendapatan premi, hasil investasi, beban klaim, dan beban operasional pada P.T. Asuransi Takaful Keluarga dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa laba dari P.T. Asuransi Takaful Keluarga terus mengalami fluktuasi, dimana kerugian terbesar terjadi pada tahun 2004, yaitu sebesar Rp. 18,36 miliar dan laba tertinggi diraih pada tahun 2007, yaitu sebesar Rp. 8,045 miliar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam model penelitian, yaitu pendapatan premi, hasil investasi, beban klaim, beban operasional, dan dummy krisis moneter, secara statistik signifikan pada taraf nyata 5 % ( =5%) artinya kelima variabel bebas tersebut memengaruhi perolehan laba P.T. Asuransi Takaful Keluarga. Semua koefisien regresi variabel bebas memenuhi 3 hipotesis yang diharapkan. Pendapatan premi dan hasil investasi berpengaruh positif dimana semakin tinggi pendapatan premi dan hasil investasi semakin tinggi pula laba yang dapat diperoleh. Sedangkan beban klaim dan beban operasional berpengaruh negatif, dimana semakin besar beban klaim dan beban operasional maka semakin kecil laba yang dapat diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, krisis moneter 1997 berpengaruh negatif terhadap laba yang diperoleh perusahaan dibanding sebelum krisis. Berdasarkan hasil penelitian, agar P.T. Asuransi Takaful Keluarga dapat meningkatkan labanya, maka terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan ini. Pertama, meningkatkan modal usaha sehingga perusahaan dapat melakukan promosi dengan lebih gencar, dan memperkuat struktur dan infrastruktur perusahaan. Kedua, meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) dalam perusahaan dengan cara sertifikasi hingga tingkat agen. Ketiga, melakukan diversifikasi portfolio dengan cara menempatkan dana investasi pada instrumeninstrumen investasi yang memberikan hasil yang terbaik, hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat risiko pada setiap instrumen investasi yang dipilih serta tetap memenuhi kaidah-kaidah syariah agar mendapat hasil investasi yang optimal. Keempat, meningkatkan efisiensi dalam melakukan operasi, hal ini dapat dilakukan dengan cara memangkas beban atau biaya operasional yang kurang memberikan kontribusi terhadap penjualan produk asuransi dan berfokus pada kegiatan-kegiatan yang dapat benar-benar meningkatkan produktivitas.