Investigating the Impact of Energy Efficiency on Manufacturing Productivity: Firm-level Evidence from Indonesia
Date
2023Author
Ayunitasanti, Rani Dwi
Hakim, Dedi Budiman
Barreto, Raul
Metadata
Show full item recordAbstract
Produksi barang dan jasa yang tinggi sejak adanya revolusi industri di abad ke-17 telah mengakibatkan tingginya angka polusi di dunia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem hingga membahayakan kehidupan manusia. Para pemimpin negara-negara di dunia serta peneliti menyadari akan pentingnya upaya mitigasi dampak eksternalitas negatif dari polusi yang terjaddi dengan memberlakukan berbagai kebijakan lingkungan untuk mengatasi dampak negatif tersebut. Meskipun demikian, para ekonom berpendapat bahwa kebijakan lingkungan mengabaikan pembangunan ekonomi di berbagai negara ketika pemerintah focus mengimplementasikan kebijakan tersebut. Walaupun kebijakan lingkungan dapat memberikan eksternalitas positif dalam hal menanggulangi kerusakan alam akibat dari polusi, para ekonomi tersebut berpendapat bahwa kebijakan lingkungan akan memberatkan perekonomian bangsa. Di lain sisi, ekonom lain berpendapat bahwa kebijakan lingkungan justru dapat meningkatkan perekonomian. Porter Hypothesis oleh Porter dan Linde (1995) merupakan argument pertama yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kebijakan lingkungan dengan perekonomian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tersebut dan menganalisis hubungan antara kebijakan lingungan, dalam penelitian adalah energi efisiensi dengan produktivitas industri manufaktur di Indonesia. Data level perusahaan digunakan dalam penelitian inti untuk menguji Porter Hypothesis. Data screening dan berbagai penyesuaian telah dilakukan pada dataset tersebut untnuk menghasilkan data panel yang seimbang dan konsisten. Fungsi produksi Cobb-Douglas juga digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat produktivitas perusahaan manufaktur dan model fixed effect digunakan untuk menganalisis hubungan antara efisiensi energi dan produktivitas. Hasil empiris mengkonfirmasi Porter Hypothesis di sector manufaktur di Indonesia dan menunjukan bahwa terdapat kebijakan lingkungan mampu meningkatkan produktivitas sector manufaktur. Setelah melakukan berbagai Robustness tests, hasil empiris tersebut valid dan robust. Setelah mempertimbangkan mengenai keberagaman karakteristik perusahaan manufaktur di Indonesia, hasil empiris juga menunjukkan bahwa efisiensi energi memiliki dampak yang lebih signifikan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Pulau Jawa dan Bali, perusahaan besar, beroperasi di kawasan industry, dan perusahaanperusahan capita-intesive, seperti industri kimia dan obat-obatan, karet dan plastic, produk non mineral, logam dasar dan produk logam, elektronik, mesin dan perlengkapan industri Since the industrial revolution in 17th century, extensive production processes have emitted pollution that has seriously harmed the ecosystem and ultimately damaged human well-being. World leaders and researchers have recognised the negative externalities and introduced various regulations to internalise those externalities. However, some economists argue that environmental policies may pay less attention to economic development when focusing on implementing green policies. Although environmental actions indeed have positive externalities regarding environmental aspects, some economists believe such actions might burden an economy. In contrast, others view that environmental aspirations could improve economic performance. The most popular argument for the relationship between both aspects is known as the ‘Porter hypothesis’ by Porter and Linde (1995). This study aims to investigate the effect of one of environmental actions: energy efficiency on the productivity of the manufacturing industry in Indonesia. Firm-level data from the Indonesian manufacturing sector are employed in this study to examine the hypothesis. Data screening and several adjustments to construct a consistent and balanced dataset. The Cobb-Douglas production function is used to measure productivity, and a fixed effect model is applied to explore the relationship between energy efficiency and productivity. The empirical analysis confirms the Porter hypothesis and suggests that increasing the energy efficiency in manufacturing will improve firm productivity. These empirical outcomes are valid and robust to different measures of energy efficiency. In addition, after considering the heterogeneity of manufacturing companies’ characteristics in Indonesia, further empirical results suggest that energy efficiency has a more significant effect on the productivity of firms located in Java and Bali, large firms, firms operated in industrial parks, and capital-intensive firms, such as those in the chemical, pharmaceutical, rubber and plastics; non-metallic mineral products, basic metal, and metal products; and electronics, machinery and equipment industries
Collections
- MT - Economic and Management [2975]