Manajemen Budidaya dan Pasca Panen Selada (Lactuca sativa L) Organik di Yayasan Bina Sarana Bhakti, Cisarua, Bogor.
Abstract
Pertanian organik modern di Indonesia diperkenalkan oleh Yayasan Bina
Sarana Bhakti (YBSB). Sistem budidaya secara organik dikenal sebagai sistem
budidaya ramah lingkungan yang dapat secara berlanjut memperbaiki kondisi
lahan. Selada merupakan salah satu komoditas yang terdapat di YBSB. Magang
tentang komoditas selada dilaksanakan di YBSB, Cisarua, Bogor. Pelaksanaan
magang dilakukan selama empat bulan pada bulan januari sampai dengan April
2020. Tujuan umum dari pelaksanaan magang adalah mempelajari, memperoleh
informasi, serta meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial dalam budidaya
pertanian organik. Tujuan khusus magang mengetahui perbedaan hasil dari kelima
umur yang berbeda pada ketiga jenis selada dan mengetahui perbedaan mutu dan
hasil panen antara petani mitra dengan YBSB. Perbedaan budidaya antara petani
mitra dengan YBSB mengakibatkan perbedaan produksi dan mutu selada. Selada
termasuk salah satu jenis sayuran hortikultura yang mudah rusak dan
membutuhkan penanganan pasca panen cepat dan tepat agar tidak terjadi
kehilangan hasil. Kehilangan hasil pada saat panen dan pascapanen sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas selada. Jenis selada yang diamati adalah
selada keriting (Lactuca sativa var. capitata cv Curly Lettuce), selada cos
(Lactuca sativa var. cos cv Romaine), dan selada siomak (Lactuca sativa var.
latin cv Siomak). Kehilangan hasil akibat perompesan daun pada ketiga jenis
selada sebesar 13.20 – 28.41 %, kehilangan hasil paling besar yaitu pada selada
jenis selada cos. Banyaknya kehilangan hasil rompesan daun disebabkan oleh
banyaknya perompesan daun tua. Umur panen yang semakin lama maka daun tua
yang dirompes semakin banyak. Rekomendasi umur panen yang tepat dapat
mempengaruhi hasil panen. Kualitas dan kuantitas mempengaruhi hasil panen
selada. Perbedaan hasil panen YBSB dengan petani pada umur panen 47 HSS,
hasil panen YBSB lebih baik dibanding petani mitra. hal tersebut dikarenakan
terdapat perbedaan dalam penanaman budidaya. Selada yang di tanam di YBSB
menggunakan naungan sedangkan petani mitra menggunakan green house. Hasil
panen yang baik perlu dilakukan budidaya dan waktu panen yang tepat agar
menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik.