Show simple item record

dc.contributor.advisorSapanli, Kastana
dc.contributor.authorZuhdirabbani, Genadi
dc.date.accessioned2023-01-07T02:02:52Z
dc.date.available2023-01-07T02:02:52Z
dc.date.issued2023-01
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115898
dc.description.abstractKecamatan Toboali merupakan daerah penghasil perikanan tangkap dan produksi produk olahan hasil perikanan seperti terasi, otak-otak, kemplang, dan empek empek. Pelaku usaha di bidang makanan olahan perikanan tersebut tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha Kecil dan Menengah (PPKIM). Usaha pada PPKIM umumnya menghasilkan limbah ikan dari sisa produksi, berupa tulang, jeroan, kulit, dan kepala ikan. Salah satu cara dalam memanfaatkan limbah ikan adalah menggunakan maggot BSF. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis tingkat persepsi masyarakat mengenai pengolahan sampah menggunakan maggot BSF di PPKIM; (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat masyarakat dalam mengelola sampah menggunakan maggot BSF di PPKIM; (3) menganalisis kelayakan finansial mengenai pengolahan sampah menggunakan maggot BSF di PPKIM. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis persepsi dengan skala likert, analisis regresi logistik biner, dan cost benefit analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi masyarakat mendapatkan hasil persepsi baik mengenai pengolahan sampah menggunakan maggot BSF. Faktor yang memengaruhi minat masyarakat dalam pengolahan sampah menggunakan maggot BSF adalah tingkat pendidikan dan pendapatan. Hasil analisis kelayakan finansial proyek usaha pengolahan sampah menggunakan maggot BSF di PPKIM layak untuk dijalankan karena telah memenuhi seluruh krtieria kelayakan finansial yaitu, NPV Rp271.303.567, BCR 4,41, IRR 52%, dan Payback Periode selama 1 Tahun 11 Bulan.id
dc.description.abstractToboali District, South Bangka Regency is a fisheries producing area and the production of processed fishery products such as shrimp paste, otak-otak, kemplang, and empek-empek. The business actors in the fishery processed food sector are members of the Small and Medium Entrepreneurs Association (PPKIM). Businesses at PPKIM generally produce solid waste, such as bones, offal, skin, and fish heads. One way to utilize fish waste is to use maggot BSF. This study aims to: (1) analyze the level of public perception regarding waste processing using BSF maggot in PPKIM; (2) analyzing the factors that influence people's interest in managing waste using the BSF maggot in PPKIM; (3) analyzing the financial feasibility of developing waste management using maggot BSF at PPKIM. The analytical methods used in this study are perception analysis with a Likert scale, multiple regression analysis, and financial feasibility analysis using the cost benefit analysis method. The results showed that the public's perception of getting a good perception regarding waste processing using maggot BSF. Factors that influence people's interest in processing waste using Maggot BSF are the level of education and income. The results of the financial feasibility analysis of the waste processing business project using the BSF maggot in PPKIM are feasible to run because they have met all the financial feasibility criteria, NPV Rp271.303.567, BCR 4,41, IRR 52%, and Payback Periode 1 year 11 months.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Persepsi dan Kelayakan Finansial Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) (Studi Kasus: Perkumpulan Pengusaha Kecil dan Menengah Kecamatan Toboali)id
dc.title.alternativeFinancial Feasibility and Analysis Perception of Organic Waste Management Using Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) (Case Study: Perkumpulan Pengusaha Kecil dan Menengah, Toboali District)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordcost benefit analysisid
dc.subject.keywordlimbah ikanid
dc.subject.keywordskala likertid
dc.subject.keywordPPKIMid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record