Kajian Ruang Terbuka Hijau Dalam Mengurangi Polutan NO2 Di Kota Bandung
Date
2022-12Author
Prasetya, Avissa Ayuningdias
Nasrullah, Nizar
Sulistyantara, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Polusi NO2 di perkotaan rata rata dihasilkan oleh emisi dari kendaraan
bermotor, industri, rumah tangga, pembakaran sampah dan lainya. Emisi emisi
tersebut dapat terus meningkat seiring dengan bertambahnya pertumbuhan
penduduk suatu kota. Salah satu kota tersebut adalah Kota Bandung. Menurut BPS
(2018) Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk terpadat,
terdapat 2,5 juta penduduk yang belum termasuk komuter. Polutan NO2 sangatlah
berbahaya jika terus dibiarkan dapat menyebabkan gangguan pernafasan sampai
kematian. Untuk menghadapi hal tersebut perlunya ruang terbuka hijau di Kota
Bandung. Namun kehadiran ruang terbuka hijau di Kota Bandung belumlah tepat
jumlah dan penggunaan tanaman yang tidak sesuai dalam menangani polusi
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distibusi ruang terbuka hijau
Kota Bandung, menganalisis besaran emisi gas NO2 dan memberikan rekomendasi
vegetasi untuk mengurangi polutan gas NO2. Hasil dari analisis distribusi RTH
Kota Bandung terdapat 6 kategori diantaranya yaitu tidak ada vegetasi 3,88%,
sangat jarang vegetasi 59,70%, jarang 18, 29%, sedang 6,31%, bervegetasi 3,61%,
dan sangat bervegetasi 8,67%. Sementara hasil dari sumber polutan NO2 yang
disebabkan oleh kawasan rumah tangga di Kecamatan Ciparay sebesar oleh LPG
dan listrik dengan total 16.019.841,84 g/hari sedangkan paling kecil Kecamatan
Regol pada LPG dan listrik dengan total 5.641.120,46 gr/hari. Emisi yang
dihasilkan oleh industri Kecamatan Babakan Ciparay berjumlah dengan total
10.929,82 g/hari sedangkan emisi paling sedikit pada Kecamatan Bandung kidul
berjumlah dengan total 1.987,3 g/hari. Pada transportasi emisi rata rata sebesar
1.9201,62 g/hari. Kapasitas RTH dalam menyerap emisi NO2 per kecamatan
menunjukan Kecamatan Bojongloa Kaler memiliki serapan paling besar yaitu
6.067.097,92 g/hari sedangkan Kecamatan Andir sebesar 680.422,19 g/hari. Untuk
itu RTH yang perlu ditambah untuk mengurangi emisi NO2 Kecamatan Babakan
Ciparay paling besar berjumlah 6,36 ha sedangkan Kecamatan Bojongloa Kaler
tidak memerlukan penambahan RTH.
Collections
- MT - Agriculture [3683]