Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan, Sumatera Utara
Abstract
Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan sebagai salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Pada tahun 2003, total devisa yang dihasilkan industri ini mencapai US$ 2,6 miliar atau 4,3 persen dari total ekspor Indonesia seluruhnya yang mencapai US$ 61 miliar. Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar dari sisi ekonomi sebagai peranan penting dalam perekonomian nasional. Disamping sebagai bahan baku industri dalam negeri, juga merupakan komoditas ekspor utama. Sampai saat ini, Indonesia masih mengekspor kelapa sawit dalam bentuk bahan baku CPO sebanyak 60 persen, selebihnya 40 persen untuk di dalam negeri. Malaysia mengekspor bahan baku CPO sebesar 40 persen selebihnya diolah di dalam negeri. Industri kelapa sawit yang berkembang di Indonesia saat ini memang masih di dominasi industri hulu, sedanglan industri hilir kurang berkembang, yang tidak lain adalah industri oleochemical yang berbahan baku kelapa sawit. Potensi Indonesia untuk pengembangan olechemical sendiri dinilai cukup besar karena bahan baku yang dihasilkan yaitu CPO cukup melimpah.Saat ini industri oleochemical masih di dominasi negara Malaysia dengan memiliki 17 industri, Indonesia memiliki 6 industri, Philipina memiliki 7 industri dan Thailand 1 industri. Salah satu perusahaan industri yang memproduksi produk turunan kelapa sawit menjadi bahan baku sabun adalah PT. Hamparan Pancaran Chemindo (HPC). Perusahaan ini dihadapkan pada kondisi dimana terdapat pesaing antar perusahaan yang memproduksi produk sejenis sebanyak tiga perusahaan. Perusahaan-perusahaan pesaing tersebut selain menjadi pesaing, juga merupakan perusahaan pemasok dari beberapa perusahaan yang memasok bahan baku utama bagi PT. HPC. PT. HPC tidak dapat menyetujui kontrak kerja yang panjang dengan beberapa pembeli (konsumen), sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi perusahaan karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan volume yang diinginkan. Kondisi demikian diperburuk dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia dan secara langsung mempengaruhi perusahaan karena sebagian besar produksi berorientasi ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi strategi pemasaran PT. HPC, (2) Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. HPC, (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh PT. HPC dimasa yang akan datang, (4) Merumuskan saran strategi pemasaran PT.HPC. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi pelaksanaan kegiatan pada PT. HPC. Penelitian yang dilaksanakan di PT. Hamparan Pancaran Chemindo, lokasi perkantoran bertempat di Jl. Jend. A. Yani No.102 B Medan, Sumatera Utara. Penelitian dan pengumpulan data berlangsung dari bulan November 2008 sampai dengan Desember 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode perumusan dan 93 pemilihan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal, diperoleh variabel kekuatan dan kelemahan. Kualitas dan mutu produk merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh PT. HPC, sedangkan kelemahan utama adalah strategi harga yang bersaing. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal, diperoleh peluang dan ancaman yang terkait. Produksi kelapa sawit yang melimpah merupakan peluang yang utama, untuk meningkatkan penjualan. Hal ini didukung dengan adanya hubungan baik dengan pelanggan. Ancaman perusahaan dalam industri hilir adalah penetapan harga yang mengikuti harga dunia, dikarenakan fluktuasi harga yang mengikuti nilai tukar Dollar sehingga berdampak pada ketidak stabil penjualan. Hal ini didukung apabila terjadi krisis ekonomi global yang melanda dunia. Berdasarkan hasil analisis matrik IFE didapat total skor sebesar 2,543 dimana PT. HPC berada pada kondisi rata-rata dalam melakukan kegiatan pemasaran Soap Noodles. Matrik EFE sebesar 2,813 yang memperlihatkan bahwa respon yang diberikan oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong menengah. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal diposisikan ke dalam matrik IE, maka posisi perusahaan saat ini berada pada sel V, yaitu strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). Hasil analisis SWOT diperoleh enam alternatif strategi yang dapat dijalankan PT. HPC yaitu : (1) Mempertahankan kualitas produk, (2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, (3) Memenuhi kebutuhan pelanggan, (4) Mempertahankan dan memelihara wilayah pemasaran yang telah ada, (5) Mengadakan promosi dengan menunjukkan bahwa produk yang dimiliki berkualitas, (6) Mengajak investor untuk memberikan tambahan modal. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisi matrik QSPM menunjukkan bahwa strategi prioritas adalah mempertahankan kualitas produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, PT HPC dapat memilih alternatif strategi untuk dapat dipertimbangkan, diantaranya mempertahankan kualitas produk dengan cara meningkatkan kualitas input yaitu bahan baku yang didukung dengan bahan-bahan campuran dalam pengolahan produk Soap Noodles. Alternatif yang kedua adalah mengajak investor untuk memberikan tambahan modal kepada PT. HPC dengan cara meyakinkan investor bahwa produk yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas yang tinggi, yang disertai penggunaan input yang berkualitas. Selain itu perusahaan juga dapat meyakinkan investor bahwa produk yang dihasilkan diolah menggunakan peralatan yang sudah maju. Adanya tambahan modal dari investor dapat meningkatkan penjualan produk baik kepada pelanggan lokal maupun ekspor. Strategi pemasaran perusahaan adalah menjamin kontinuitas barang, akan tetapi pada kenyataannya perusahaan belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian diperlukan alternatif strategi yaitu memenuhi permintaan pelanggan, dengan cara perusahaan berusaha memenuhi setiap pesanan pelanggan sesuai dengan volume permintaan pelanggan. Hal ini dapat berjalan, apabila didukung dengan alternatif kedua yaitu memperluas pangsa pasar melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
Collections
- UT - Agribusiness [4251]