Analisis Sistem Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja dan Motivasi Kerja Pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Abstract
Penilaian prestasi kerja merupakan proses yang dilakukan instansi dalam mengevaluasi kinerja pegawai. Penilaian prestasi kerja sangat penting bagi instansi dan pegawainya. Apabila penilaian prestasi kerja dikerjakan dengan benar, proses penilaiannya terbuka, jujur, objektif dan ada tindak lanjutnya maka akan menguntungkan bagi instansi karena para pegawai mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik dan akan mempengaruhi keberhasilan instansi dalam mencapai tujuan. Pada saat ini dirasakan sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja cenderung bersifat satu arah, pegawai hanya dijadikan objek penilaian dan tidak dilibatkan selama proses penilaian berlangsung. Selain itu instansi juga mengalami kendala dalam hal pencapaian tujuan, yang salah satunya diduga disebabkan oleh perbedaan tingkat potensi motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap pegawai. Dengan demikian, instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang diharapkan mencari tahu faktorfaktor yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pegawai mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, (2) Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, dan (3) Menganalisis hubungan sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dalam upaya menyempurnakan sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dimasa yang akan datang, serta dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan upaya peningkatan motivasi kerja pegawai demi tercapainya tujuan instansi. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang merupakan pelaksana teknis Pemerintah Daerah dibidang pertanian dan peternakan. Selain itu, adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dalam penelitian, serta kesediaan pihak kepegawaian untuk menerima peneliti. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April-Juni 2006. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode judgement sample karena sampel yang diambil ditentukan oleh pihak kepegawaian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan analisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi rank Spearman. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan, baik dalam indikator penelitian maupun pengambilan data. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini antara lain : (1) Keterbatasan data indikator penilaian prestasi kerja pegawai, (2) Teknik pengambilan sampel dengan metode judgement sample oleh pihak kepegawaian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dapat menimbulkan bias dalam hasil penelitian, (3) Kuantifikasi bobot dalam skala Likert tidak dicantumkan dalam kuesioner penelitian ini. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa, sehingga penelitian lanjutan tersebut menjadi lebih sempurna. Pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang sebagian besar mengetahui mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja pegawai baik tujuan dan manfaat, waktu, prosedur, metode maupun proses penilaian prestasi kerja. Beberapa pegawai juga menyatakan kurang dan bahkan tidak mengetahui tentang sistem penilaian prestasi kerja yang dilaksanakan oleh instansi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang transparan mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Metode yang digunakan dalam penilaian prestasi adalah metode rating scale. Faktor intrinsik yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang adalah faktor jenis kelamin. Hasil yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan dengan potensi motivasi bekerja sama dan potensi motivasi secara keseluruhan, menunjukkan bahwa pegawai laki-laki lebih bisa bekerjasama dalam melaksanakan pekerjaan serta mempunyai potensi motivasi kerja yang lebih tinggi dibanding pegawai perempuan. Penambahan pegawai laki-laki pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, diharapkan dapat meningkatkan potensi motivasi pegawai sehingga tujuan instansi dapat tercapai. Selain itu pelaksanaan kegiatan penguatan penyuluh pertanian bagi pegawai laki-laki atau perempuan yang deskripsi pekerjaannya berhubungan langsung dengan kelompok tani, diharapkan juga dapat meningkatkan potensi motivasi pegawai sehingga tujuan instansi dapat tercapai. Berdasarkan nilai korelasi faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai, maka dapat diketahui bahwa faktor yang mempunyai hubungan paling kuat dan nilai korelasi paling tinggi dengan motivasi kerja pegawai adalah faktor Kondisi Kerja. Urutan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja dari yang paling tinggi berdasarkan nilai korelasi Rank Spearman adalah : Kondisi Kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,989, Hubungan Atasan dan Bawahan dengan nilai korelasi sebesar 0,985, Hubungan Sesama Rekan Kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,984, Peraturan dan Kebijakan Pemerintah dengan nilai korelasi sebesar 0,970, serta Kompensasi dengan nilai korelasi sebesar 0,957. Hal ini berarti kondisi kerja suatu instansi sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan pegawai bekerja, karena dengan kondisi kerja yang kondusif dan menyenangkan maka akan tercipta suasana kerja yang harmonis. Sebaliknya, kondisi kerja yang tidak mendukung akan menyebabkan pegawai malas dalam bekerja. Untuk itu Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang perlu menciptakan kondisi kerja sebaik mungkin, salah satunya dengan adanya kontrol tupoksi oleh pimpinan untuk mendorong semangat pegawai untuk bekerja lebih baik dan sebagai bahan evaluasi pimpinan. Berdasarkan hasil uji korelasi, hubungan antara sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bekerja keras diperoleh hasil P = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bekerja keras dengan nilai korelasi sebesar 0.775. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pelaksanaan penilaian prestasi yang dilaksanakan akan meningkatkan potensi motivasi kerja pegawai untuk bekerja keras. Berdasarkan hasil uji korelasi, hubungan antara sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bekerjasama diperoleh hasil P = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bekerjasama dengan nilai korelasi sebesar 0.838. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pelaksanaan penilaian prestasi yang dilaksanakan akan meningkatkan potensi motivasi kerja pegawai untuk bekerjasama. Berdasarkan hasil uji korelasi, hubungan antara sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bertanggung jawab diperoleh hasil P = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi untuk bertanggung jawab dengan nilai korelasi sebesar 0.869. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pelaksanaan penilaian prestasi yang dilaksanakan akan meningkatkan potensi motivasi kerja pegawai untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Berdasarkan hasil uji korelasi, hubungan antara sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi kerja pegawai secara keseluruhan diperoleh hasil P = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden mengenai sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi kerja pegawai secara keseluruhan dengan nilai korelasi sebesar 0.985. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pelaksanaan penilaian prestasi yang dilaksanakan akan meningkatkan potensi motivasi motivasi kerja secara keseluruhan. Hasil uji korelasi antara sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan potensi motivasi kerja pegawai tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang saat ini akan dapat meningkatkan potensi motivasi kerja pegawainya. Sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja sejalan dengan teori yang ada yaitu bahwa hasil penilaian prestasi kerja digunakan untuk memberikan reward and punishment kepada pegawai.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]