Studi Perkecambahan Polen Pepaya secara In Vitro
Abstract
Pepaya merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi dan gizi tinggi. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Institut Pertanian Bogor (PKBT IPB) telah menghasilkan berbagai macam genotipe pepaya. Setiap genotipe mempunyai ciri-ciri tersendiri baik bentuk buah, warna maupun citarasa. Polen merupakan salah satu komponen penting dalam pemuliaan tanaman dan reproduksi tanaman karena dapat mempengaruhi pembentukan buah. Penelitian ini merupakan studi tahap awal untuk mempelajari biologi pembuahan serta mendapatkan informasi tentang perkecambahan polen pepaya IPB 1, IPB 2, IPB 3, IPB 4, IPB 5, IPB 7, IPB 8, IPB 9 dan IPB 10. Bahan utama polen pepaya diambil dari Kebun Percobaan PKBT IPB, Tajur. Pepaya dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan bobot buah yaitu pepaya kecil (IPB 1, IPB 3, IPB 4), pepaya sedang (IPB 5, IPB 9, IPB 10) dan pepaya besar (IPB 2, IPB 7, IPB 8). Pengamatan perkecambahan dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit selama empat jam perkecambahan dengan menggunakan mikroskop ”Olympus BX41” dengan perbesaran 10 x 10. Media yang digunakan untuk perkecambahan polen secara in vitro yaitu media Brewbaker dan Kwack dengan komposisi terdiri dari 10% sukrosa, 100 ppm H3BO4, 300 ppm Ca(NO3)2 4H2O, 200 ppm MgSO4 7H2O, dan 100 ppm KNO3. Genotipe dengan pertumbuhan panjang tabung polen paling cepat adalah IPB 1 dengan panjang 1 052 μm yang tergolong kategori pepaya kecil, sedangkan paling lambat adalah IPB 9 dengan panjang 913 μm tergolong kategori pepaya sedang. Genotipe dengan daya berkecambah polen paling tinggi adalah IPB 2 dengan nilai 65.65%, sedangkan paling rendah adalah IPB 7 dengan nilai 42.56%, kedua genotipe tergolong katergori pepaya besar. Perkecambahan polen tidak memiliki hubungan dengan kategori buah.