Profiling dan Analisis Genetik Karakter Kuantitatif dan Senyawa Fungsional pada Cabai (Capsicum sp.).
Date
2022-12Author
Sahid, Zulfikar Damaralam
Syukur, Muhamad
Maharijaya, Awang
Nurcholis, Waras
Metadata
Show full item recordAbstract
Cabai dikenal sebagai tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis
tertinggi dibandingkan tanaman hortikultura lainnya. Konsumsi masyarakat
terhadap cabai tergolong tinggi sehingga pengembangan pangan fungsional cabai
diperlukan. Pengembangan pangan fungsional cabai tentunya menimbang aspek
produktivitas yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan permasalahan lahan pertanian
yang makin menyempit dan kondisi pandemi covid-19 yang mempengaruhi semua
aspek kehidupan terutama bidang kesehatan. Pasien covid-19 yang meninggal
dunia, mayoritas disebabkan oleh penyakit komorbid yang telah diderita. Salah satu
penyakit komorbid tertinggi penyebab kematian yaitu diabetes. Kegiatan pemuliaan
tanaman cabai khususnya kearah pangan fungsional menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Hibridisasi buatan dengan memanfaatkan efek
heterosis dilakukan untuk menghasilkan varietas hibrida unggul baru. Diperlukan
informasi mekanisme gen yang terlibat pada awal generasi sehingga dipilih metode
analisis dialel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi beberapa parameter
kandungan biokimia pada genotipe koleksi yang telah ada, memperoleh informasi
fase kematangan buah cabai yang optimum terhadap kandungan biokimia,
mengetahui informasi pewarisan sifat kandungan biokimia, pertumbuhan dan
komponen hasil pada tanaman cabai, memperoleh informasi daya gabung umum
dan daya gabung khusus tanaman cabai hasil persilangan melalui metode
persilangan dialel, dan memperoleh informasi keragaan sebagai calon varietas
unggul hibrida. Penelitian ini terdiri dari lima percobaan yaitu profiling kandungan
biokimia pada beberapa genotipe cabai, pengaruh fase kematangan buah cabai
terhadap kandungan biokimia, studi pewarisan sifat kandungan biokimia,
pertumbuhan dan komponen hasil, uji daya gabung umum dan daya gabung khusus,
dan keragaan calon varietas unggul hibrida.
Percobaan pertama menunjukkan bahwa seluruh genotipe koleksi
laboratorium pendidikan dan pemuliaan tanaman memiliki kandungan total fenolik,
kandungan total flavonoid, aktivitas antioksidan yang diukur menggunakan 2
metode (DPPH dan FRAP) dan inhibitor α glukosidase. Korelasi yang terjadi antara
kandungan biokimia tersebut yaitu positif signifikan pada kandungan total fenolik,
kandungan total flavonoid, dan aktivitas antioksidan metode FRAP. Sedangkan
aktivitas antioksidan metode DPPH dan inhibitor α glukosidase juga menunjukkan
korelasi positif antar keduanya. Analisis heatmap yang dilakukan juga
menunjukkan ketiga parameter kandungan biokimia ini menjadi satu klaster.
Sedangkan aktivitas antioksidan metode DPPH dan inhibitor α glukosidase
memisah menjadi klaster yang berbeda.
Percobaan kedua menghasilkan informasi tingkat kematangan optimum pada
pengukuran beberapa parameter kandungan biokimia. Kandungan total fenolik,
kandungan total flavonoid, dan aktivitas antioksidan metode FRAP optimum diukur
pada buah cabai yang matang dibandingkan buah cabai muda atau peralihan.
Berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan metode DPPH dan inhibitor α
glukosidase yang paling optimum diuji pada buah cabai muda.
Percobaan ketiga menunjukkan bahwa terdapat aksi gen epistasis yang
berperan dalam penampilan kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan
metode FRAP yang dihasilkan dilihat dari nilai b (Wr, Vr). Inhibitor α glukosidase
dalam penelitian ini dikendalikan oleh satu kelompok gen. Karakter inhibitor α
glukosidase, panjang buah, diameter buah, bobot buah, dan bobot buah pertanaman
menunjukkan bahwa peran aksi gen aditif mempengaruhi lebih besar dilihat dari
nilai rasio aditif yang didapatkan pada pendugaan parameter genetik.
Percobaan keempat menunjukkan bahwa masing-masing tetua yang
digunakan pada persilangan dialel dalam penelitian ini memiliki keunggulan
berdasarkan nilai duga daya gabung umum. Cabai rawit Nazla merupakan
penggabung terbaik untuk karakter aktivitas antioksidan metode DPPH dan
inhibitor α glukosidase. F11145174 yang merupakan cabai rawit menjadi tetua
penggabung terbaik karakter kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan
metode FRAP. Sedangkan cabai besar yang digunakan yaitu: F6074 yang
merupakan penggabung terbaik pada karakter kandungan total fenolik, C5, dan
Arisa menjadi tetua penggabung terbaik pada pengamatan komponen hasil (bobot
buah pertanaman dan panjang buah). Nilai daya gabung khusus tertinggi inhibitor
α glukosidase ditemukan pada kombinasi persilangan F6074 x Arisa, F11145174 x
C5, dan Nazla x Arisa.
Percobaan kelima menunjukkan bahwa hibrida yang dihasilkan memiliki
karakteristik tersendiri untuk dilanjutkan. Berdasarkan inhibitor α glukosidase,
F11145174 x Nazla merupakan hibrida yang memiliki kandungan tertinggi dan
berpotensi untuk dikembangkan menjadi ekstrak herbal. Sedangkan untuk
komponen hasil tinggi namun tetap memiliki kandungan total fenolik, kandungan
total flavonoid, dan aktivitas antioksidan metode FRAP yang tinggi ditunjukkan
oleh hibrida F6074 x C5.
Collections
- DT - Agriculture [748]