Strategi Pengembangan Ekowisata Bahari dengan Pendekatan Valuasi Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Sebesi Lampung
Date
2022Author
Yudha, Firsta Kusuma
Yulianda, Fredinan
Yulianto, Gatot
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem terumbu karang dapat memberikan jasa ekosistem terhadap masyarakat sekitarnya, namun seiring dengan kebutuhan ekonomi yang tinggi, tekanan terhadap ekosistem terumbu karang juga semakin besar. Bentuk pengelolaan pesisir yang mengutamakan kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya adalah wisata bahari dengan pendekatan valuasi ekosistem terumbu karang. Aktivitas wisata yang dapat dijumpai di Pulau Sebesi adalah wisata pantai, snorkeling dan diving. Semula potensi tersebut memberikan dampak baik bagi masyarakat Pulau Sebesi, namun akhirnya terlihat adanya pemanfaatan yang berlebihan dan kurang terkontrol kepada sumberdaya di Pulau Sebesi. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian dengan menganalisis kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan untuk kegiatan ekowisata bahari dengan objek wisata terumbu karang, menganalisis nilai ekonomi ekosistem terumbu karang untuk wisata, dan selanjutnya dirumuskan strategi pengelolaan ekowisata bahari di Pulau Sebesi.
Penelitian ini dilakukan mulai November 2020 hingga September 2021 di Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pengambilan data primer dilakukan secara in situ meliputi data kualitas perairan, data sumberdaya terumbu karang, dan sosial ekonomi. Data sekunder didapatkan dari studi literatur. Data yang telah diperoleh, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK), Travel Cost Method (TCM) dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi studi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari kegiatan snorkeling adalah Pulau Umang dan Kebon Lebar dengan daya dukung kawasan wisata sebanyak 290 orang/hari. Kemudian, lokasi yang sesuai untuk pengembangan wisata bahari kegiatan diving adalah Pulau Umang dan Gosong Sawo, dengan daya dukung kawasan wisata sejumlah 191 orang/hari. Estimasi nilai ekonomi terumbu karang eksisting di Pulau Sebesi adalah sebesar Rp. 1.575.729.760/tahun untuk kawasan terumbu karang yang sesuai untuk aktivitas wisata diving dan snorkeling. Selanjutnya, strategi pengelolaan wisata bahari snorkeling dan diving di Pulau Sebesi dapat dirumuskan menjadi enam strategi yaitu, 1) Optimalisasi daya dukung kawasan melalui pemasaran; 2) Pengadaan biaya tiket untuk pengembangan sarana prasarana; 3) Penerapan kebijakan operasional ramah lingkungan; 4) Efektivitas program konservasi terumbu karang; 5) Penguatan peraturan dan kelembagaan; 6) Meminimalisasi timbulan cemaran. Coral reef ecosystems can provide ecosystem services to surrounding communities, but along with high economic needs, pressure on coral reef ecosystems is also getting bigger. The form of coastal management that prioritizes the sustainability and sustainability of resources is marine tourism with a coral reef valuation approach. Tourism activities that can be found on Sebesi Island are beach tourism, snorkeling, and diving. Initially, this potential had a good impact on the people of Sebesi Island, but finally, there was a pattern of excessive and uncontrolled use of marine biological resources on Sebesi Island. This research was conducted to analyze the suitability of tourism and the carrying capacity of the area for marine ecotourism activities with coral reef tourism objects, analyze the economic value of coral reef ecosystems for tourism, and then formulate a strategy for managing marine ecotourism on Sebesi Island.
This study was conducted from November 2020 to September 2021 on Sebesi Island, South Lampung Regency, Lampung Province. Primary data collection was carried out in situ, including water quality, coral reef resources, and socioeconomic data. Secondary data was obtained from literature studies. Data were analyzed using the Tourism Suitability Index (IKW), Regional Carrying Capacity (DDK), Travel Cost Method (TCM), and SWOT analysis. The results showed that suitable research locations for developing marine ecotourism for snorkeling activities are Umang Island and Kebon Lebar, with a carrying capacity of tourism area of about 290 people/day. Then, suitable locations for developing marine tourism for diving activities are Umang Island and Gosong Sawo, with a carrying capacity of the tourism area of about 191 people/day. The estimated economic value of the existing coral reefs on Sebesi Island is Rp. 1,575,729,760/year for coral reef areas suitable for diving and snorkeling tourism activities. Furthermore, the management strategy of snorkeling and diving marine tourism on Sebesi Island can be formulated into six strategies: 1) Optimization of area’s carrying capacity through marketing; 2) Application of ticket fees for infrastructure development; 3) Implementation of environmentally friendly operational policies; 4) Effectiveness of coral reef conservation program; 5) Strengthening regulations and institutions; 6) Minimize contamination.
Collections
- MT - Fisheries [3011]