Produktifitas Pengumpulan Kayu Ke Tepi Jalan Logging dengan Menggunakan Chevrolet C-50 Pada Kegiatan Penyaradan Di PT. MHP, Sumatera Selatan
Abstract
Kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku industri pengolahan hasil hutan yang merupakan salah satu andalan perekonomian Indonesia selalu meningkat sehingga harus diimbangi dengan peningkatan pasokan bahan baku kayu (bbk). Untuk mencukupinya maka pemerintah mengeluarkan PP no.7/1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri. PT. MHP sebagai salah satu pelopor pembangunan dan pengembangan HTI yang mensuplai bahan baku kayu bagi PT. Tanjung Enim Lestari (TEL) selalu melakukan optimalisasi pemanenan agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Cara mengoptimalisasinya adalah dengan menggunakan kabel untuk mengeluarkan kayu ke tepi jalan angkutan agar potensi kayu di kelerengan > 15 % dapat dikeluarkan secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produktivitas metode pengumpulan kayu dengan menggunakan sistim kabel yang memanfaatkan tenaga gerak dari Chevrolet C-50 1500 cc untuk mengumpulkan kayu (winching) di PT. Musi Hutan Persada. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan dalam memilih dan menerapkan alat yang sesuai pada kegiatan pengumpulan kayu guna menunjang kelancaran produksi. Penelitian dilakukan di petak 18, seting 71, Blok Tebing Indah I, Unit VIII Tebing Indah, SU 2 Benakat PT. MHP Sumatera Selatan selama Bulan September tahun 2003. Alat yang digunakan berupa satu unit sistim kabel (Chevrolet C-50 1500 cc, kabel baja berpengait 5/8 inci dan dua katrol jengkol), stopwatch, meteran, tally sheet, kamera, film negatif, alat tulis serta kalkulator. Bahan penelitian berupa tegakan Acacia mangium '91/92 seluas 27 Ha, 1200 pohon/Ha. Data yang diambil meliputi data primer yaitu : waktu kerja tiap elemen penyaradan, jarak sarad, diameter dan panjang kayu yang disarad, jam kerja, jumlah hari kerja perbulan serta spesifikasi alat. Data tersebut digunakan untuk menghitung volume kayu, waktu sarad, waktu kerja, produktivitas penyaradan dan prestasi kerja penyaradan dengan menggunakan sistim kabel katrol ditunjang dengan data sekunder berupa kondisi umum lapangan dan peta kerja. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan personal computer program SAS 6.12. Sistim pemanenan adalah tebang habis untuk seluruh jenis kayu, tetapi bagi kayu non Acacia mangium tidak diangkut ke pabrik. Pemanenan dilakukan secara kontrak dimana pengawasan perusahaan terhadap pekerjaan diperlukan untuk ketepatan kerja dan waktu kerja. Kontraktor wajib mengambil data areal sebelum menebang untuk menentukan tiang, jalur sarad, letak mobil dan TPn. Kegiatan penebangan meliputi penebangan (cutting/felling), pembuangan ranting/cabang (delimbing) dan pemotongan batang (trimming/bucking). Sistim kabel katrol memanfaatkan mesin mobil yang dimodifikasi untuk menggulung kabel guna menarik kayu secara mendatar menyentuh tanah dibantu satu atau dua buah katrol pada areal berlereng > 15 % menggantikan forwarder yang tidak bekerja optimal di kelerengan tersebut. Sistim ini menarik kayu panjang (Tree Length System) berdiameter minimal 8 cm menggunakan Chevrolet C-50, kabel baja berpengait (±150 m) dan dua buah katrol (satu diletakkan setinggi 2-3 m pada pohon tiang, lainnya akan digunakan bila diperlukan). Untuk menarik kayu kabel harus diulur dan ditarik secara manual menuju kayu dengan keadaan mesin mobil mati. Lalu kabel diikatkan pada kayu kemudian ditarik dengan menggunakan tenaga mobil. Kabel digulung pada celah roda kanan belakang yang sedikit diangkat agar tidak bergesekan tanah ketika menggulung kabel. Setelah ditarik kayu dibagi 2,5 m dan ditumpuk secara manual di tepi jalan angkutan. Regu kerja terdiri dari operator gergaji rantai dan keneknya, tukang ikat, operator mobil dan keneknya serta 8 orang tukang tumpuk. Setelah seluruh kayu dalam jangkauan kabel ditumpuk di TPn sistim harus pindah dengan jarak yang tidak dapat ditentukan ke areal terdekat di tepi jalan. Setelah seluruh kegiatan pemanenan selesai, jalan angkutan akan dirapihkan dan kayu dibawa ke tempat pengolahan atau pabrik. tanpa harus ke TPK. Dari penelitian diketahui bahwa sistim C-50 dapat menarik 0,28 m3 kayu per trip dengan jarak sarad rata-rata 29,20 m. Waktu sarad efektifnya adalah sebesar 82,75 detik dan waktu sarad aktualnya sebesar 129,02 detik. Persiapan alat membutuhkan waktu sebesar 7595 detik dengan waktu hilang 257 detik. Waktu hilang disebabkan pekerja mengobrol, mesin mati, kabel lepas/tersangkut, kayu tersangkut, atau jalan mobil terhambat saat berpindah. Produktivitas efektif alat sebesar 12,18 m3/jam dan produktivitas aktual alat sebesar 7,81 m3/jam. Dengan memperhitungkan waktu persiapan dan waktu tumpuk diperoleh waktu kerja efektif sistim C-50 adalah sebesar 12165 detik sedangkan waktu aktualnya sebesar 15121 detik. Produktivitas kerja efektif sistim penyaradan dengan menggunakan C-50 diperoleh sebesar 4,78 m3/jam dan produktivitas kerja aktualnya sebesar 3,84 m3/jam. Dari produktivitas kerja tersebut maka dengan memperhitungkan jam kerja perhari diperoleh prestasi kerja pengeluaran kayu ke tepi jalan angkutan adalah sebesar 30,72 m3/hari kerja. Produktivitas dipengaruhi oleh volume kayu yang disarad dan jarak sarad secara bersamaan atau sendiri-sendiri. Mengacu pada SOP PT. MHP, proses pemanenan kayu dengan kabel katrol di lapangan telah mendekati SOP-nya. Karena sistim kabel katrol adalah sistem kontrak maka seluruh tanggungjawab operasi berada ditangan kontraktor dan perusahan tidak akan mencampuri kebijakan kontraktor di lapangan kecuali bila mengganggu kelancaran produksi. Perusahaan dianjurkan untuk tetap mempertahankan penggunaan sistim kabel katrol ini karena beberapa kelebihan, yaitu : biaya yang murah, memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan dan yang paling penting adalah produktivitasnya yang cukup tinggi sehingga target produksi dapat cepat dipenuhi. Untuk mencegah kelebihan produksi maka jumlah penggunaan sistim kabel harus diperhitungkan dengan seksama oleh perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan hasil penelitian ini terutama nilai prestasi kerja penyaradan dengan menggunakan sistim kabel katrol. Untuk memperkuat hasil penelitian ini maka penelitian lebih lanjut terhadap terhadap faktor lain yang mempengaruhi produktifitas seperti tinggi katrol, jenis kabel dan lainnya serta penelitian terhadap sistim kabel lain yang juga digunakan di PT. MHP dapat dilakukan untuk membantu pemilihan sistim yang akan digunakan perusahaan.
Collections
- UT - Forestry Products [2376]