Strategi Manajemen Pekarangan Ramah Lebah Tanpa Sengat sebagai Upaya Peningkatan Jasa Lanskap Perkotaan
Abstract
Lanskap perkotaan dicirikan dengan pertumbuhannya yang pesat sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dengan konservasi
lanskap. Konsep “Pekarangan Ramah Lebah Tanpa Sengat” dapat menjadi
alternatif konservasi lanskap dan meningkatkan jasa lanskap seiring dengan
perkembangan perkotaan, salah satunya di Kota Depok. Untuk itu diperlukan
strategi manajemen pekarangan yang mendukung peningkatan jasa lanskap di
Kota Depok. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di Kota Depok, menganalisis karakteristik dan jasa lanskap di
pekarangan, sampai dengan menyusun rekomendasi strategi manajemen
pekarangan ramah lebah tanpa sengat dalam mendukung pengoptimalan jasa
lanskap perkotaan di Kota Depok. Metode yang digunakan meliputi analisis
spasial menggunakan Citra Landsat Kota Depok tahun 2021, survei lapang pada
sampel pekarangan yang dipilih melalui metode purposive sampling, wawancara,
kuesioner, dan studi literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan, berdasarkan
kondisi iklim, cuaca, ekologi, dan pekarangan, Kota Depok berpotensi
dikembangkan sebagai pekarangan ramah lebah tanpa sengat. Meskipun
pekarangan Kota Depok didominasi berukuran sempit, kondisi tersebut apabila
dilakukan manajemen yang tepat dapat mendukung aktivitas dan menyediakan
sumber pakan lebah tanpa sengat sepanjang tahun. Strategi manajemen dalam
mengembangkan pekarangan ramah lebah tanpa sengat di Kota Depok, yaitu
meningkatkan jumlah RTH dan koneksi diantaranya, melakukan sosialisasi yang
dimulai dari Kelompok Wanita Tani (KWT), dan membuat model acuan
pekarangan ramah lebah tanpa sengat yang ideal. Konsep ramah lebah tanpa
sengat diwujudkan dengan tiga faktor utama, yaitu (1) ketersediaan tanaman
sumber pakan; (2) ketersediaan tempat bersarang; serta (3) pengelolaan
pekarangan yang tepat dan menciptakan habitat yang sehat bagi lebah tanpa
sengat. Urban landscapes are characterized by rapid development, which causes an
imbalance between human needs and landscape conservation. The concept of
"Stingless Bee-Friendly Home Gardens", can be an alternative for landscape
conservation in line with urban developments, such as in Depok City. For this
reason, a strategy for home garden management is needed that supports the
improvement of landscape services in Depok City. This study aims to analyze the
availability of green open space in Depok City, analyze the characteristics and
landscape services of the home garden, and formulate recommendations for
strategies of stingless bee-friendly home garden management to support the
optimization of urban landscape services in Depok City. The methods used
include spatial analysis of Depok City in 2021 using Landsat imagery, field
surveys on a sample of home garden selected through purposive sampling
methods, interviews, questionnaires, and literature studies. The study's findings
show that the climatic, weather, ecological, and home gardens conditions of
Depok City have the potential to be developed as a stingless bee-friendly home
garden. Although the home garden is dominated by a small size, this condition, if
proper management is carried out can support activities and provide a source of
stingless bee feed throughout the year. The management strategy for developing a
stingless bee-friendly home garden in Depok City consists of increasing the
number of green open spaces and connections between them, conducting
socialization starting from the Women Farmers Community, and making a
reference model for the ideal stingless bee-friendly home garden. The stingless
bee-friendly home garden concept is realized by three main factors, namely (1) the
availability of food source plants; (2) the availability of nesting; and (3) proper
home garden management and creating a healthy habitat for stingless bees.
Collections
- MT - Agriculture [3683]