Perlakuan Pascapanen Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) dengan Lilin Lebah, Lilin Karnauba, dan Kitosan pada Suhu Ruang
Date
2022-09Author
Novianti, Erlin Vira
Efendi, Darda
Gunawan, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) termasuk salah satu bahan masakan
yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Produksi cabai rawit dari tahun
ke tahun terus mengalami kenaikan. Data BPS dan Dirjen Hortikultura
menunjukkan bahwa pada tahun 2017 produksi cabai rawit mencapai 1 juta ton dan
pada tahun 2020 mencapai 1,51 juta ton. Namun, penanganan pascapanen yang
kurang tepat dapatmenyebabkan kerugian seperti penurunan kualitas. Salah satu
metode yang dapat mengurangi kerugian tersebut ialah pelapisan dengan lilin
maupun kitosan. Penelitian ini bertujuan menemukan konsentrasi terbaik dari
pelapisan pascapanen dengan lilin lebah, lilin karnauba, dan kitosan yang dapat
meningkatkan umur simpan cabai dan menurunkan kerusakan buah pasca panen.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal.
Penelitian terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan yang disimpan pada suhu
ruang 27 °C dalam wadah mika bening yang tertutup. Varietas cabai rawit yang
digunakan yaitu cabai rawit Bonita dan Rawita. Pengaplikasian perlakuan
dilakukan pada H0 hari setelah panen. Pengamatan bobot, kualitas visual buah, dan
gejala penyakit dilakukan pada hari ke- 0, 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 hari setelah
perlakuan. Perlakuan terdiri dari kontrol (aquades), lilin lebah (0,5%, 1,5%, dan
2,0%), lilin karnauba (0,5%, 1,5%, dan 2,0%), kitosan (0,5%, 1,5%, dan 2,0%).
Perlakuan pelapisan dengan lilin lebah, lilin karnauba, dan kitosan tidak
berpengaruh nyata terhadap warna kulit baik pada cabai rawit Bonita maupun
Rawita. Konsentrasi lilin lebah terbaik yaitu 2,0%, konsentrasi lilin karnauba
terbaik yaitu 1,5%, dan konsentrasi kitosan terbaik yaitu 2,0%. Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is the most widely used cooking
ingredients in Indonesian society. The production of cayenne pepper from year to
year increase continues. Data from BPS and the Director General of Horticulture
show that in 2017 the production of cayenne pepper reached 1 million tons and in
2020 it reached 1.51 million tons. However, improper post-harvest handling can
cause losses such as decreased quality. One method that can reduce these losses is
coating with wax or chitosan. This study aims to find the best concentration of
postharvest coating with beeswax, carnauba wax, and chitosan which can increase
the shelf life of chili peppers and reduce post-harvest fruit damage. The study used
a randomized block design (RAK) with a single factor. The study consisted of 10 treatments with 3 replications stored at room temperature of 27 °C in a closed clear
mica container. The varieties of cayenne pepper used are Bonita and Rawita. The
treatment was applied on H0 days after harvesting. Observations of weight, visual
quality of fruit, and disease symptoms were carried out on days 0, 3, 6, 9, 12, 15
and 18 days after harvest. Postharvest treatments on chili consisted of control
(distilled water), beeswax (0,5%, 1,5%, and 2,0%), carnauba wax (0,5%, 1,5%, and
2,0%), chitosan (0,5%,1,5%, and 2,0%). Coating treatment with beeswax,
carnauba wax, and chitosan had no significant effect on skin color in both Bonita
and Rawita. The best consentration of beeswax is 2,0%, the best consentration of
carnaubawax is 1,5%, and the best consentration of chitosan is 2,0%.