Pengujian Toksisitas Subakut Ekstrak Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) pada Tikus Sprague Dawley
Date
2022-09Author
Trisdiani, Dewi Ulfa
Purwaningsih, Sri
Handharyani, Ekowati
Metadata
Show full item recordAbstract
Keong matah merah (Cerithidea obtusa) merupakan salah satu gastropoda laut yang diyakini masyarakat pesisir Indonesia bisa digunakan sebagai obat. Ekstrak keong matah merah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat serta mampu menghambat pertumbuhan kanker. Suatu bahan atau zat yang diduga berkhasiat obat sejatinya harus terbukti memenuhi syarat keamanan secara ilmiah walaupun zat tersebut berasal dari bahan alami. Pengujian keamanan suatu bahan yang diduga berkhasiat obat salah satunya dengan uji toksisitas baik secara in vitro maupun in vivo. Uji toksisitas secara in vitro pada sel vero dan Artemia salina menunjukkan bahwa ekstrak keong matah merah tidak bersifat toksik. Informasi mengenai efek toksik ekstrak keong matah merah secara in vivo belum diketahui sehingga penelitian uji toksisitas subakut ekstrak keong matah merah pada tikus putih galur Sprague Dawley perlu dilakukan.
Keong matah merah yang digunakan sebagai bahan utama dalam penelitian ini diperoleh dari Kemoring Ilir, Sumatera Selatan. Keong matah merah diekstrak menggunakan pelarut etanol dengan metode maserasi. Uji toksisitas subakut ekstrak etanol keong matah merah dilakukan dengan perlakuan dosis ekstrak yang berbeda selama 28 hari pada tikus putih betina dan jantan galur Sprague Dawley. Penelitian ini bertujuan menganalisis efek toksisitas subakut ekstrak etanol keong matah merah secara in vivo yaitu pada tikus putih galur Sprague Dawley. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu menganalisis efek toksisitas subakut ekstrak etanol keong matah merah dosis 100 dan 200 mg/kgBB terhadap perubahan berat badan, profil darah (SGOT, SGPT, BUN dan kreatinin) serta tingkat kerusakan organ hati dan ginjal tikus galur Sprague Dawley.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol keong matah merah pada tikus jantan dan betina tidak menyebabkan penurunan berat badan maupun kematian selama masa penelitian. Kadar SGOT dan SGPT mengalami penurunan signifikan sedangkan BUN dan kreatinin mengalami peningkatan (masih dalam batas normal) pada kelompok tikus jantan dan betina yang diberi ekstrak keong matah merah. Gambaran histopatologi hati tikus jantan dan betina pada semua kelompok perlakuan tidak banyak mengalami perubahan namun endapan protein terlihat pada gambaran histopatologi ginjal kelompok tikus jantan dan betina yang diberi ekstrak dosis 200 mg/kg BB. Ekstrak etanol keong matah merah (C.obtusa) pada dosis 100 mg/kg BB lebih aman dibandingkan dosis 200 mg/kg BB.
Collections
- MT - Fisheries [2934]