Populasi dan Sebaran Tarsius (Cephalopachus bancanus borneanus Elliot 1910) di Resort Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting
Abstract
Tarsius kalimantan (Cephalopachus bancanus borneanus) merupakan salah
satu subspesies dari Cephalopachus yang hanya tersebar di Pulau Kalimantan.
Satwa tersebut termasuk kategori vulnerable menurut IUCN redlist. Perlindungan
terhadap C.b. borneanus telah ditetapkan pada Permen LHK No. P.106 Tahun 2018
sebagai jenis satwa yang dilindungi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
populasi dan distribusi tarsius kalimantan di Resort Pondok Ambung, Taman
Nasional Tanjung Puting. Penelitian dilakukan dengan metode eksplorasi dan
consentration count sebanyak sepuluh kali serta penandaan titik pada setiap
perjumpaannya. Data perjumpaan satwa dianalisis menggunakan software ArcGis
10.8 dan software MaxEnt v3.3.4k untuk membuat model distribusi spasial tarsius
kalimantan. Populasi terbanyak tarsius kalimantan yang didapatkan sebanyak 6
individu, kepadatan 0,097 individu/ha atau 9,7 individu/km² dengan nisbah kelamin
1 - 0,66. Akurasi kinerja model prediksi menggunakan MaxEnt menunjukkan angka
0.876 yang artinya baik. Peta prediksi pada pemodelan MaxEnt menunjukkan
bahwa lokasi penelitian merupakan area penting untuk pelestarian tarsius
kalimantan. Variabel lingkungan yang paling berpengaruh adalah ketinggian dan
NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Pohon yang dimanfaatkan
sebagai habitat tarsius di area penelitian adalah puspa (Schima walichii). Kategori
strata tertinggi habitat tarsius kalimantan di Resort Pondok Ambung umumnya
berada pada stratum C. The Kalimantan tarsier (Cephalopachus bancanus borneanus) is one of the
subspecies of Cephalopachus which is only found on the island of Borneo. This
animal is categorized as vulnerable according to the IUCN redlist. Protection
against C.b. borneanus has been stipulated in Permen LHK No. P.106 of 2018 as a
protected animal species. This study aims to analyze the population and distribution
of the Kalimantan tarsiers at Pondok Ambung Resort, Tanjung Puting National
Park. The research was carried out using the method of exploration and
concentration, counting ten times as well as marking points at each encounter. To
create a spatial distribution model for the Kalimantan tarsiers, data from animal
encounters was analyzed using ArcGis 10.8 software and MaxEnt v3.3.4k software.
The largest population of Kalimantan tarsiers obtained was 6 individuals, with a
density of 0.097 individuals/ha or 9.7 individuals/km2 with sex ratio of 1: 0.66. The
performance accuracy of the prediction model using MaxEnt shows a number of
0.876, which means it is good. The prediction map of MaxEnt's modeling shows
that the research location is an important area for the preservation of the
Kalimantan tarsiers. The most influential environmental variables are altitude and
NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). The tree used as a habitat for
tarsiers in the research area is puspa (Schima walichii). The highest strata category
of the Kalimantan tarsier habitat at Pondok Ambung Resort is generally in stratum
C.